Jumat, 02 Juni 2017

Penulisan Berita dan Satuan Bahasa dalam Berita

Penulisan Berita
Penulisan berita adalah karang mengarang. Jadi, kaidah karang-mengarang haruslah diterapkan dalam penulisan berita itu, di samping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik. Rambu-rambu yang dimaksud ialah
A.     Penulisan Judul Berita
Judul berita disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan “hidup” dan menanggalkan prefiks me- atau prefiks ber- yang ada pada verba atau  kata kerjanya. Contoh:
1.      DPR Akan Panggil Budiono
2.      Sejumlah Elit Politik Kumpul di Senayan
Coba simak kedua judul berikut.
1.      Tindakan satpol PP pancing emosi pedagang
2.      Tembakan babi buta kejutkan warga Menteng
 Kata pancing pada judul di atas bukanlah verba melainkan nomina (kata benda), kecuali kalau kata pancing itu digunakan dalam kalimat pasif, kata pancing  bisa menjadi verba, seperti:
Kami pancing supaya dia keluar
Dalam kalimat aktif, sebagaimana tunntutan bahwa judul harus dalam bentuk kalimat aktif, untuk menjadi verba maka kata pancing itu harus diberi prefiks me- sehingga jadi memancing. Namun, kalau prefiks me- nya mau ditinggalkan juga lebih baik digunakan kata mincing, sebuah bentuk verba yang lazim digunakan dalam ragam bahasa nonformal. Contoh:
Rindakan Satpol PP mancing emosi pedagang
Judul berita juga tidak boleh memberi makna ganda (ambigu) pada isi berita. Contoh:
Kebutuhan Guru SD sedang dibahas DPRD
Seringkali untuk lebih menjelaskan isi berita yang ada pada badan beita, judul itu diberi anak judul. Contoh:
PUPUK ORGANIK BEYONIC
Diberi anak judul: Solusi Baru Suburkan Lahan
B.     Penulisan Teras Berita
Teras berita adalah bagaian yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraph pertama di bawah judul berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau beberapa kalimat (dua atau tiga buah kalimat)yang terikat pada sebuah paragraf. Teras berita ini harus menarik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek yang mengandung unsur 5W dan 1H.
C.     Penulisan Badan dan Penutup Berita
Badan berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras berita.
D.    Penulisan Berita Ringan (Soft News)
Berbeda dengan berita langsung, maka berita ringan tidak terikat dengan unsur “penting” dan unsur “aktual”. Yang penting pada berita ringan ini adalah unsur manusianya, menyentuh rasa kemanusiaan, dan keadilan bagi banyak orang.
E.     Penulisan Berita Kisah (Feature)
Seperti sudah dikemukakan  pada bab yang lalu untuk berita kisah unsur when tidak terlalu penting. Malah ada yang menyatakan tidak penting. Jadi, berita kisah boleh saja mengambil kisah dari orang-orang atau tokoh-tokoh masa lalu. Yang penting dalam berita kisah adalah ditampilkannya latar belakang manusia yang terlibat dalam peristiwa itu. Latar belakang terutama mengenai tindakan, watak, motif, dan emosi dari unsur who atau unsur lainnya. Begiju juga dengan unsur how yang menyangkut masalah bagaimana pelaku melakukan perbuatannya atau juga korban mengalami nasibnya.
Berita kisah tidak mementingkan keaktualan sedangkan berita langsung dan berita ringan sangat menekankan keaktualan dan “pentingnya” berita  itu disampaikan.

Satuan Bahasa dalam Berita
A.     Wacana
Wacana sebagai satuan bahasa tertinggi atau terbesar adalah pengertian (gagasan, ide, konsep, dan sebagainya) yang lengkap dan utuh. Wacana adalah sebuah karangan utuh dan lengkap.
B.     Paragraf
Wacana dibangun oleh sebuah paragraph atau lebih. Sebagai bagian dari wacana paragraph dibangun oleh dua kalimat atau lebih yang saling berkaitan, dan memiliki sebuah gagasan. Di dalamnya ada kalimat utama yang berisi gagasan utama dan sejumlah kalimat lain yang berisi keterangan tambahan terhadap gagasan utama itu. Kalimat utama biasanya terletak pada wal paragraph, sedangkan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan terhadap gagasan pada kalimat utama itu,berada setelah kalimat utama itu. Kalimat utama dengan kalimat-kalimat yang lain saling berkaitan merupakan satu satuan yang erat terpadu.
C.     Kalimat
Paragraph seperti disebutkan di atas dibangun oelh kalimat-kalimat/ kalimat biasanya didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki pengertian yang lengkap. Artinya di dalam kalimat ada unsur subjek dan predikat. Dan mungkin juga ada unsur objek dan keterangan.
D.    Klausa
Dalam linguistik (ilmu bahasa) modern ada dikatan bahwa sebuah kalimat dibangun oleh sebuah klausa atau lebih. Klausa lazim diartikan sebagai kelompok kata atau susunan kata atau kontruksi yang bersifat predikatif. Artinya di dalam susunan kata itu ada predikatnya.
E.     Frase
Dalam lingustik modern lazim dikatakan bahwa klausa dibangun oleh frase atau frase-frase. Frase biasanya didefinisikan sebagai kelompok kata atau rangkaian kata yang menduduki salah satu unsur kalimat (subjek, predikat, objek, atau keterangan).
F.      Kata
Dari pembicaraan tentang frase di atas kita lihat bahwa frase dibangun oleh dua buah kata atau lebih. Kata adalah satuan ujaran (bahasa) terkecil yang secara inhern memiliki makna, yaitu yang disebut makna leksikal, makna sebenarnya, makna apa adanya, atau makna lugas.
G.    Tentang Makna
Makna atau arti itu lazim didefinisikan sebagai pengertian atau konsep yang terdapat di dalam satuan bahasa itu. Jadi, satuan bahasa itu hanya wadah bagi kita untuk menyampaikan konsep atau pengertian itu.
Dalam kajian mengenai makna kata, kita berhadapan dengan kasus-kasus yang disebut,
1.      Sinonim, adalah kasus adanya dua buah kata atau lebih maknanya kurang lebih sama.
2.      Antonimi, adalah kasus adanya dua buah kata yang maknanya bertentangan atau kebalikannya.
3.      Homonimi, adalah kasus terdapatnya dua buah kata atau lebih yang bentuknya sama, tetapi maknanya berbeda atau tidak sama.
4.      Polisemi, adalah kasus terdapatnya subuah kata yang memiliki banyak makna.
5.      Hipernimi, adalah kasus adanya sebuah kata yang maknanya mencakup sejumlah makna kata lain.

6.      Ambiguity, adalah kasus adanya satuan ujaran atau satuan bahasa yang maknanya bisa ditafsirkan lebih dari sebuah makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar