Penulisan Berita
Penulisan berita adalah karang mengarang. Jadi, kaidah
karang-mengarang haruslah diterapkan dalam penulisan berita itu, di samping
rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik. Rambu-rambu yang
dimaksud ialah
A.
Penulisan Judul Berita
Judul
berita disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan “hidup” dan menanggalkan prefiks me-
atau prefiks ber- yang ada pada verba atau kata kerjanya. Contoh:
1.
DPR Akan Panggil Budiono
2.
Sejumlah Elit Politik Kumpul di Senayan
Coba simak kedua judul berikut.
1.
Tindakan satpol PP pancing emosi pedagang
2.
Tembakan babi buta kejutkan warga Menteng
Kata pancing pada judul di atas
bukanlah verba melainkan nomina (kata benda), kecuali kalau kata pancing
itu digunakan dalam kalimat pasif, kata pancing bisa menjadi verba, seperti:
Kami
pancing supaya dia keluar
Dalam kalimat aktif, sebagaimana
tunntutan bahwa judul harus dalam bentuk kalimat aktif, untuk menjadi verba
maka kata pancing itu harus diberi prefiks me- sehingga jadi memancing.
Namun, kalau prefiks me- nya mau ditinggalkan juga lebih baik
digunakan kata mincing, sebuah bentuk verba yang lazim digunakan dalam
ragam bahasa nonformal. Contoh:
Rindakan
Satpol PP mancing emosi pedagang
Judul berita juga tidak boleh
memberi makna ganda (ambigu) pada isi berita. Contoh:
Kebutuhan
Guru SD sedang dibahas DPRD
Seringkali untuk lebih menjelaskan
isi berita yang ada pada badan beita, judul itu diberi anak judul. Contoh:
PUPUK
ORGANIK BEYONIC
Diberi
anak judul: Solusi Baru Suburkan Lahan
B.
Penulisan Teras Berita
Teras
berita adalah bagaian yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraph
pertama di bawah judul berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau
beberapa kalimat (dua atau tiga buah kalimat)yang terikat pada sebuah paragraf.
Teras berita ini harus menarik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek yang
mengandung unsur 5W dan 1H.
C.
Penulisan Badan dan Penutup Berita
Badan
berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras
berita.
D.
Penulisan Berita Ringan (Soft News)
Berbeda
dengan berita langsung, maka berita ringan tidak terikat dengan unsur “penting”
dan unsur “aktual”. Yang penting pada berita ringan ini adalah unsur
manusianya, menyentuh rasa kemanusiaan, dan keadilan bagi banyak orang.
E.
Penulisan Berita Kisah (Feature)
Seperti
sudah dikemukakan pada bab yang lalu
untuk berita kisah unsur when tidak terlalu penting. Malah ada yang
menyatakan tidak penting. Jadi, berita kisah boleh saja mengambil kisah dari
orang-orang atau tokoh-tokoh masa lalu. Yang penting dalam berita kisah adalah
ditampilkannya latar belakang manusia yang terlibat dalam peristiwa itu. Latar
belakang terutama mengenai tindakan, watak, motif, dan emosi dari unsur who atau
unsur lainnya. Begiju juga dengan unsur how yang menyangkut masalah
bagaimana pelaku melakukan perbuatannya atau juga korban mengalami nasibnya.
Berita
kisah tidak mementingkan keaktualan sedangkan berita langsung dan berita ringan
sangat menekankan keaktualan dan “pentingnya” berita itu disampaikan.
Satuan
Bahasa dalam Berita
A.
Wacana
Wacana sebagai satuan bahasa tertinggi atau terbesar adalah
pengertian (gagasan, ide, konsep, dan sebagainya) yang lengkap dan utuh. Wacana
adalah sebuah karangan utuh dan lengkap.
B.
Paragraf
Wacana dibangun oleh sebuah paragraph atau lebih. Sebagai bagian
dari wacana paragraph dibangun oleh dua kalimat atau lebih yang saling
berkaitan, dan memiliki sebuah gagasan. Di dalamnya ada kalimat utama yang
berisi gagasan utama dan sejumlah kalimat lain yang berisi keterangan tambahan
terhadap gagasan utama itu. Kalimat utama biasanya terletak pada wal paragraph,
sedangkan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan terhadap gagasan pada kalimat
utama itu,berada setelah kalimat utama itu. Kalimat utama dengan
kalimat-kalimat yang lain saling berkaitan merupakan satu satuan yang erat
terpadu.
C.
Kalimat
Paragraph seperti disebutkan di atas dibangun oelh kalimat-kalimat/
kalimat biasanya didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki
pengertian yang lengkap. Artinya di dalam kalimat ada unsur subjek dan
predikat. Dan mungkin juga ada unsur objek dan keterangan.
D.
Klausa
Dalam linguistik (ilmu bahasa) modern ada dikatan bahwa sebuah
kalimat dibangun oleh sebuah klausa atau lebih. Klausa lazim diartikan sebagai
kelompok kata atau susunan kata atau kontruksi yang bersifat predikatif. Artinya
di dalam susunan kata itu ada predikatnya.
E.
Frase
Dalam lingustik modern lazim dikatakan bahwa klausa dibangun oleh
frase atau frase-frase. Frase biasanya didefinisikan sebagai kelompok kata atau
rangkaian kata yang menduduki salah satu unsur kalimat (subjek, predikat,
objek, atau keterangan).
F.
Kata
Dari pembicaraan tentang frase di atas kita lihat bahwa frase
dibangun oleh dua buah kata atau lebih. Kata adalah satuan ujaran (bahasa)
terkecil yang secara inhern memiliki makna, yaitu yang disebut makna leksikal,
makna sebenarnya, makna apa adanya, atau makna lugas.
G.
Tentang Makna
Makna atau arti itu lazim didefinisikan sebagai pengertian atau
konsep yang terdapat di dalam satuan bahasa itu. Jadi, satuan bahasa itu hanya
wadah bagi kita untuk menyampaikan konsep atau pengertian itu.
Dalam kajian mengenai makna kata, kita berhadapan dengan
kasus-kasus yang disebut,
1.
Sinonim,
adalah kasus adanya dua buah kata atau lebih maknanya kurang lebih sama.
2.
Antonimi,
adalah kasus adanya dua buah kata yang maknanya bertentangan atau kebalikannya.
3.
Homonimi,
adalah kasus terdapatnya dua buah kata atau lebih yang bentuknya sama, tetapi
maknanya berbeda atau tidak sama.
4.
Polisemi,
adalah kasus terdapatnya subuah kata yang memiliki banyak makna.
5.
Hipernimi,
adalah kasus adanya sebuah kata yang maknanya mencakup sejumlah makna kata
lain.
6.
Ambiguity,
adalah kasus adanya satuan ujaran atau satuan bahasa yang maknanya bisa
ditafsirkan lebih dari sebuah makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar