Assalamu’alaikum..
Kali
ini saya akan memposting pertemuan pada tanggal 27 Mei 2017. Naaah, pertemuan
kali ini dilaksanakan di Taman Bungkul, Surabaya. Pertemuan kali ini kita di
suruh untuk mengamati lalu mewawancarai yang ada di taman bungkul. Hasil dari
wawancara saya sebagai berikut,
Selalu Bersyukur Dalam Keterbatasan
Sambil
berjalan menawarkan dagangannya kepada beberapa orang yang duduk, ibu itu
bertunduk layu menggendong keranjang bawaannya. Memakai krudung jadul berwarna
merah muda dan memakai baju berwarna hijau yang lusuh.
Paini
(47) warga Benowo, Surabaya. Seorang penjual pecel semanggi khas Surabaya
selama 3 tahun. Ia berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya beserta
kedua anaknya. Setiap hari ia berjualan di sekeliling Taman Bungkul dari pukul
11.30 WIB-23.30 WIB.
Tak
lama kemudian, seorang ibu-ibu berteriak “Bu, pecel satu ya. Yang pedas”. Terdengar
suara tersebut ibu Paini langsung berhenti sambil tersenyum dan ia bergerak cepat
menurunkan keranjang bawaannya. Dengan cekatan ia mengaduk bumbu pecel untuk
menyiapkan pesanannya.
Ibu
Paini tak pernah patah semangat untuk berjualan salah-satu makanan khas
Surabaya itu. Meskipun banyak pesaing yang berjualan makanan yang lagi tren jaman
sekarang. Bahkan, ia tidak pernah mengeluh dengan penghasilan yang ia peroleh.
Meskipun penghasilan setiap hari maksimal 150.000 rupiah dan itu belum
dikurangi modal.
“Sebenernya
saya mau jualan yang lain seperti mereka. Tapi gimana lagi gak ada modal. Yaudah
jualan seadanya aja. Mungkin ini rejeki yang saya peroleh dari sang Pencipta.
Pokoknya saya sudah berusaha semampu saya. Untuk urusan cukup atau tidaknya
untuk biaya sehari-hari itu tergantung kitanya mengelolah uang. Yang terpenting
kita harus terus bersyukur agar kita bisa menikmati hidup sepenuhnya.” Ujar ibu
dua anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar