Minggu, 09 April 2017

Persiapan Sebelum dan Sesudah Wawancara

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat pagi… Hari ini saya akan memposting pertemuan yang ke-7 yang dijelaskan oleh Bu Artika tentang  apa yang dilakukan sebelum menulis, jenis-jenis wawancara, persiapan sebelum melakukan wawancara, persiapan waktu wawancara, dan ragam jurnalistik.
1.      Apa yang dilakukan sebelum menulis?
Liputan dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara langsung pada peristiwa yang akan dilaporkan. Hal ini bisa dilakukan untuk berita-berita yang sudah diduga atau terjadwal.
            Di dalam melakukan liputan, wartawan harus bisa mengumpulkan informasi yang lengkap, meliputi informasi tentang apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa (5W + 1H)
            Untuk berita-berita yang tak terduga, yang biasanya sudah terjadi tanpa kehadiran wartawan di tempat peristiwa, maka wartawan melakukan liputan dengan menggali informasi melalui wawancara.
            Wawancara atau interview merupakan salah satu cara menggali informasi lewat percakapan antara wartawan dengan seseorang yang menjadi sumber berita.
            Wartawan tidak bisa mewawancarai sembarang orang.
            Interview (yang diwawancarai) adalah seseorang atau sejumlah orang yang oleh karena kududukannya, peranannya/keterlibatannya, kompentensi/keahlian, dan pengalamannya, dianggap memiliki informasi yang penting, yang dibutuhkan wartawan sebagai bahan penulisan berita.
2.      Ada beberapa jenis wawancara.
1.      Factual news interview
Wawancara dengan sumber berita yang memiliki otoritas atau mengetahi dengan persis suatu peristiwa atau permasalahan yang hendak diberitakan.
2.      Castual interview (doorstop)
Wawancara yang tidak diatur atau direncanakan lebih dahulu. Dilakukan secara mendadak pada saat wartawan bertemu sumber berita.
3.      Group interview
Wawancara yang dilakukan oleh sejumlah wartawan dari berbagai media massa dengan seorang atau lebih sumber berita. Hal ini terjadi terutama pada acara konferensi pers atau jumpa pers.
4.      Personality interview
Wawancara yang memiliki tujuan khusu, yaitu untuk menggali penjelasan lebuh jauh mengenai pribadi seseorang. Biasanya berkaitan dengan penulisan profil seseorang.
3.      Persiapan sebelum melakukan wawancara
1.      Menyusun pertanyaan mengenai permasalahan yang akan ditanyakan secara runtut.
2.      Memastikan bahwa sumber berita benar-benar mengusai permasalahan yang akan ditanyakan.
3.      Melakukan kontak/janjian dengan sumber berita untuk memastikan waktu dan permasalahannya.
4.      Apabila diminta, wartawan bisa memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu, agar sumber berita siap dengan bahan yang diperlukan.
5.      Persiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mencatat atau merekam hasil wawancara, misalnya: notes, pena, dan alat perekam.
4.      Waktu wawancara apa persiapan yang dilakukan
1.      Cek dahulu perjanjian yang sudah dibuat dengan sumber berita.
2.      Bersikap sopan dan memperkenalkan diri lebih dahulu dengan menyebutkan identitas (nama dan asal media massa).
3.      Ajukan pertanyaan secara ringkas, jelas, dan to the point.
4.      Apabila sumber berita terkesan berusaha menutup informasi, ajukan pertanyaan yang langsung.
5.      Jangan memberondong sumber berita dengan pertanyaan. Dengarkan apa jawaban sumber berita atas pertanyaan sebelumnya.
6.      Membuat suasana santai. Jangan meneluarkan notes, alat perekam, atau mengambil foto tanpa lebih dahulu meminta ijin.
7.      Cara terbaik adalah tidak mencatat selama melakukan wawancara. Naumun, berusaha mengingat isi pembicaraan dan setelah selesai wawancara, baru menuliskan catatannya.
8.      Berusaha untuk menjaga agar masalah tidak keluar dari kerangkanya atau melebar ke pembicaraan yang tidak relevan.
9.      Tidak mengajukan pertanyaan yang “bodoh”. Misalnya pertanyaan yang klise, atau pertanyaan retoritas, atau pertanyaan yang tidak peka kepada perasaan sumber berita.
10.  Apabila akan mengalihkan percakapan ke permasalah yang berbeda, mintalah izin terlebih dahulu kepada sumber berita.
11.  Menjaga/melindungu kerahasiaan identitas sumber berita yang ideal adalah apabila sumber berita mau sebutkan identitasnya dengan jelas. Namun apabila ia berkeberatan mejaga kerahasiaan identitasnya.
12.  Wartawan juga harus menghormati permintaan untuk off the record, di mana informasi yang diberikan oleh sumber berita hanya oleh diketahui oleh wartawan dan redaktur. Namun tidak boleh dimuat di dalam berita di media massa.
13.  Apabila mengakhiri wawancara, ucapkan terima kasih, dan mintalah persediaan sumber berita untuk menghubungi lagi pada kesempatan yang lain.
Berita harus segera dimuat dan aktual, mala berita haruslah padat, langsung, singkat, dan dengan bahasa yang lugas (tidak berbunga-bunnga).
            Penulisan berita harus disesuaikan dengan kebutuhan pembaca, yang karena kesibukannya tidak memiliki banyak waktu untuk membaca berita berlama-lama.
            Unsur-unsur beritta yang harus dicakup meliputi jawaban atas 6 pertanyaan yang lazim disebut 5W + 1H (what, who, where, when, why, dan how).
            Cerita berita langsung yang paling mudah dikenali adalah pada permulaan berita setelah judu;, diikuti dengan keterangan tempat dan disusul dengan nama penerbit pers yang bersangkutan, misal: “Tempo, Jakarta”.
            Dari susunan uraiannya, berita langsung bisa dikenali dari strukturnya yang dikenal dengan istilah piramida terbalik; dimana bagian yang paling penting diempatkab di bagian paling awal (atas), disusul dengan bagian yang kurang penting. Urutannya seperti: judul berita, lead, tubuh berita, dan penutup.
            Penggunaan struktur semacam ini berkaitan dengan keterbatasan waktu pembaca ini berkaitan dengan keterbatasan waktu pembaca dan keterbatasan ruang (space) di dalam surat kabar.
            Penutup merupakan akhir dari uraian berita, namun bukan berupa kesimpulan. Dalam struktur piramida terbalik, bagian ini tidak terlalu penting. Ketika suatu berita ternyata memakan tempat melebihi space yang tersedia di halaman surat kabar, maka bagian inilah yang akan dipotong (dihilangkan) paling dahulu.
            Berita tidak sama dengan karya tertulis lain seperti novel atau cerita pendek. Ia ditulis menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik.
            Sebab, berita ditulis dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita menurut nilai berita (news value).
5.      Ragam Jurnalistik
1.      Menaati aturan ejaan yang berlaku (EYD).
2.      Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku.
3.      Tidak meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber-, kecualipada judul cerita.
4.      Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek).
5.      Menggunakan kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan.
6.      Satu paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antar kalimat harus terpelihara.
7.      Menggunakan bentuk aktif pada kata maupun kalimat pasif hanya digunakan kalau memang perlu. Begitu juga kata sifat yang dibatasi pemakaiannya.
8.      Ungkapan-ungkapan klise (seperti sementara itu, perlu diketahui, dimana, kepada siapa, dan sebagainya) tidak digunakan.
9.      Kata-kata mubazir seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya, dibatasi penggunaanya.
10.  Kalimat aktif dan pasif tidak dicampuradukkan dalam satu paragraf.
11.  Kata-kata asing dan istilahilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa, harus dijelaskan.
12.  Penggunaan singkatan dan akronim sangat dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim digunakan, harus diberi penjelasan kepanjangannya.
13.  Penggunaan kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang.
14.  Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kamu). Berita harus menggunakan bentuk orang ketiga.
15.  Kutipan (kalau ada) ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru.
16.  Tidak memasukkan pendapat sendiri dalam berita.
17.  Segala sesuatu dijelaskan secara spesifikhasil observasi melalui bentuk keterangan dalam kalimat.
18.  Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi harus betul-betul dapat dipahami dengan mudah oleh pembacanya.
 Keep It Short and Simple
Usahakan agar tulisan itu singkat dan sederhana. Hindari kalimat rumit. Pilihlah kalimat yang pendek dan tepat, dan berceritalah.
Itu sedikit catatan tentang dari saya. Semoga bermanfaat dan barokah buat kita semua ya. Aamiin. Tunggu postingan saya selanjutnya yaa.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Sabtu, 01 April 2017

Sejarah Journalism Dari Abad Ke-15 Sampai Sekarang



Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kali ini saya akan memposting pertemuan ke-3, yaitu tentang “Sejarah Jurnalism di Dunia”. Pada presentasi kali ini banyak sekali materinya tentang sejarah journalism di dunia, antara lain: journalism before the invention of Gutenbarg machine, 15th century, 18th century, 20th century, dan yang terakhir journalism after internet was popular.
            Kelompok pertama  menjelaskan journalism before the invention of Gutenbarg machine. Sejarah journalism berasal dari Zaman Romawi. Journalism di kenal dengan Acta Diurna (papan pengumuman) pada masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). Setelah zaman Romawi tidak berkembang lagi, akhinya kegiatan penyebaran informasi melalui tulis-menulis makin meluas pada masa peradaban Mesir, ketika masyarakatnya menemukan teknik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama “Phapyrus” (kertas) pada masa bangsa fir’aun. Setelah mengetahui  teknik pembuatan kertas, penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Di tahun 751, beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand dan teknik pembikinan kertas menyebar. Pada abad 8 M, di Cina muncul surat kabar cetak pertama dengan nama “King Pau” atau Tching-pao, artinya “Kabar dari Istana”. Penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran cetakan yang berbentuk seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman.
            Kelompok kedua membahas tentang abad ke-15. Pada abad ke-15 awal dari sebuah revolusi surat kabar di dunia. Penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran cetakan yang berbentuk seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman. Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan secara luas di surat kabar adalah pengumuman hasil ekspedisi Christoper Columbus ke Benua Amerika pada 1493. Pelopor surat kabar sebagai media berita pertama yang bernama “Gazetta” lahir di Venesia, Italia, tahun 1536 M. Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama kali dia telah menggunakan istilah “Newspaper”. Perbedaan Jurnalisme sebelumnya:
  1. Era sebelumnya menggunakan papan pengumuman yaitu Acta Diurna.
  2. Era nabi Nuh masih menggunakan hewan yaitu burung sebagai penyampai  informasi.
  3. Di Era 15 sudah banyak surat-surat kabar dan media massa yang muncul di beberapa Negara.
  4. Dulu masih menggunakan serat tumbuhan sekarang menggunkan kertas.
  5. Era dahulu diterbitkan hanya seminggu sekali, di era ini dapat diterbitkan setiap hari.
Kelompok ketiga membahas tentang abad ke-18. Pada abad ke-18 journalism berkembang di benua Amerika dan Eropa. Pada di benua Amerika tahun 1809, mesin silinder ditemukan oleh John Dickinson yang menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Pada tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah.  Dan pada tahun 1829, sebuah mesin yang disebut “typowriter” atau mesin ketik di ciptakan oleh William Justin Burt. Karateristik pada abad ke-18 jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik ketimbang sebuah profesi, komentar-komentar tentang politik bermunculan pada masa ini, ketrampilan desain/perwajahan mulai berkembang dengan kian majunya teknik percetakan.
Kelompok keempat menjelaskan tentang abad ke-20. Pada saat presentasi kelompok empat menjelaskannya kurang jelas dan materinya menyangkut ke materi ke kelompok lainnya. Sehinggga saya tidak bisa menjelaskannya untuk materi ini.
Kelompok kelima menjelaskan tentang journalism after internet was popular. Pada presentasi ini menjelaskan media-media yang berkembang di benua-benua, seperti Benua Asia, Benua Eropa, Benua Amerika Serikat, Benua Afrika, dan Benua Australia. Karateristik journalism pada saat pemerintahan ini ialah Real time berita (kisah kisahnya ,peristiwa-peristiwa bisa langsung dipublikasikan), up to date jadwal penerbitan atau siaran bisa kapan saja dimana saja selama dia terhubung dalam jaringan internet, menyajikan bentuk dan isi yang lebih banyak, harus membuat organisasi resmi, karena hasil tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan dan informasi masih bisa diulang. Respon pemerintah pada journalism sekarang adalah menyediakan suatu lembaga yang disebut KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), kurangnya peran Media Watch , adanya hari Kebebasan Pers Sedunia tidak mengalami perbaikan yang signifikan, masa Reformasi Kebebasan pers mulai diperkuat dengan adanya UU No 40 tahun 1999 dan kode etik jurnalistik tentang pers oleh BJ Habibie dan didukung dengan perkembangan teknologi digital, dan negara-negara yang membebaskan dan membatasi pers.
Itu sedikit catatan tentang sejarah journalism. Semoga bermanfaat dan barokah buat kita semua ya. Aamiin. Tunggu postingan saya selanjutnya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.