Senin, 10 April 2017
Minggu, 09 April 2017
Persiapan Sebelum dan Sesudah Wawancara
Assalamu’alaikum
Wr. Wb. Selamat pagi… Hari ini saya akan memposting pertemuan yang ke-7 yang
dijelaskan oleh Bu Artika tentang apa
yang dilakukan sebelum menulis, jenis-jenis wawancara, persiapan sebelum
melakukan wawancara, persiapan waktu wawancara, dan ragam jurnalistik.
1.
Apa yang dilakukan sebelum menulis?
Liputan dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara
secara langsung pada peristiwa yang akan
dilaporkan. Hal ini bisa dilakukan untuk berita-berita yang sudah diduga atau
terjadwal.
Di dalam melakukan liputan, wartawan
harus bisa mengumpulkan informasi yang lengkap, meliputi informasi tentang apa,
siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa (5W + 1H)
Untuk berita-berita yang tak
terduga, yang biasanya sudah terjadi tanpa kehadiran wartawan di tempat
peristiwa, maka wartawan melakukan liputan dengan menggali informasi melalui
wawancara.
Wawancara atau interview
merupakan salah satu cara menggali informasi lewat percakapan antara
wartawan dengan seseorang yang menjadi sumber berita.
Wartawan
tidak bisa mewawancarai sembarang orang.
Interview (yang diwawancarai) adalah
seseorang atau sejumlah orang yang oleh karena kududukannya,
peranannya/keterlibatannya, kompentensi/keahlian, dan pengalamannya, dianggap
memiliki informasi yang penting, yang dibutuhkan wartawan sebagai bahan
penulisan berita.
2.
Ada beberapa jenis wawancara.
1.
Factual news interview
Wawancara dengan sumber berita yang memiliki otoritas atau
mengetahi dengan persis suatu peristiwa atau permasalahan yang hendak
diberitakan.
2.
Castual interview (doorstop)
Wawancara yang tidak diatur atau direncanakan lebih dahulu.
Dilakukan secara mendadak pada saat wartawan bertemu sumber berita.
3.
Group interview
Wawancara yang dilakukan oleh sejumlah wartawan dari berbagai media
massa dengan seorang atau lebih sumber berita. Hal ini terjadi terutama pada
acara konferensi pers atau jumpa pers.
4.
Personality interview
Wawancara yang memiliki tujuan khusu, yaitu untuk menggali
penjelasan lebuh jauh mengenai pribadi seseorang. Biasanya berkaitan dengan
penulisan profil seseorang.
3.
Persiapan sebelum melakukan wawancara
1.
Menyusun
pertanyaan mengenai permasalahan yang akan ditanyakan secara runtut.
2.
Memastikan
bahwa sumber berita benar-benar mengusai permasalahan yang akan ditanyakan.
3.
Melakukan
kontak/janjian dengan sumber berita untuk memastikan waktu dan permasalahannya.
4.
Apabila
diminta, wartawan bisa memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu, agar
sumber berita siap dengan bahan yang diperlukan.
5.
Persiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk mencatat atau merekam hasil wawancara,
misalnya: notes, pena, dan alat perekam.
4.
Waktu wawancara apa persiapan yang dilakukan
1.
Cek
dahulu perjanjian yang sudah dibuat dengan sumber berita.
2.
Bersikap
sopan dan memperkenalkan diri lebih dahulu dengan menyebutkan identitas (nama
dan asal media massa).
3.
Ajukan
pertanyaan secara ringkas, jelas, dan to the point.
4.
Apabila
sumber berita terkesan berusaha menutup informasi, ajukan pertanyaan yang
langsung.
5.
Jangan
memberondong sumber berita dengan pertanyaan. Dengarkan apa jawaban sumber
berita atas pertanyaan sebelumnya.
6.
Membuat
suasana santai. Jangan meneluarkan notes, alat perekam, atau mengambil foto
tanpa lebih dahulu meminta ijin.
7.
Cara
terbaik adalah tidak mencatat selama melakukan wawancara. Naumun, berusaha
mengingat isi pembicaraan dan setelah selesai wawancara, baru menuliskan
catatannya.
8.
Berusaha
untuk menjaga agar masalah tidak keluar dari kerangkanya atau melebar ke
pembicaraan yang tidak relevan.
9.
Tidak
mengajukan pertanyaan yang “bodoh”. Misalnya pertanyaan yang klise, atau
pertanyaan retoritas, atau pertanyaan yang tidak peka kepada perasaan sumber
berita.
10.
Apabila
akan mengalihkan percakapan ke permasalah yang berbeda, mintalah izin terlebih
dahulu kepada sumber berita.
11.
Menjaga/melindungu
kerahasiaan identitas sumber berita yang ideal adalah apabila sumber berita mau
sebutkan identitasnya dengan jelas. Namun apabila ia berkeberatan mejaga
kerahasiaan identitasnya.
12.
Wartawan
juga harus menghormati permintaan untuk off the record, di mana informasi yang
diberikan oleh sumber berita hanya oleh diketahui oleh wartawan dan redaktur.
Namun tidak boleh dimuat di dalam berita di media massa.
13.
Apabila
mengakhiri wawancara, ucapkan terima kasih, dan mintalah persediaan sumber
berita untuk menghubungi lagi pada kesempatan yang lain.
Berita harus
segera dimuat dan aktual, mala berita haruslah padat, langsung, singkat, dan
dengan bahasa yang lugas (tidak berbunga-bunnga).
Penulisan
berita harus disesuaikan dengan kebutuhan pembaca, yang karena kesibukannya
tidak memiliki banyak waktu untuk membaca berita berlama-lama.
Unsur-unsur
beritta yang harus dicakup meliputi jawaban atas 6 pertanyaan yang lazim
disebut 5W + 1H (what, who, where, when, why, dan how).
Cerita
berita langsung yang paling mudah dikenali adalah pada permulaan berita setelah
judu;, diikuti dengan keterangan tempat dan disusul dengan nama penerbit pers
yang bersangkutan, misal: “Tempo, Jakarta”.
Dari
susunan uraiannya, berita langsung bisa dikenali dari strukturnya yang dikenal
dengan istilah piramida terbalik; dimana bagian yang paling
penting diempatkab di bagian paling awal (atas), disusul dengan bagian yang
kurang penting. Urutannya seperti: judul berita, lead, tubuh berita, dan
penutup.
Penggunaan
struktur semacam ini berkaitan dengan keterbatasan waktu pembaca ini berkaitan
dengan keterbatasan waktu pembaca dan keterbatasan ruang (space) di dalam surat
kabar.
Penutup
merupakan akhir dari uraian berita, namun bukan berupa kesimpulan. Dalam
struktur piramida terbalik, bagian ini tidak terlalu penting. Ketika suatu berita
ternyata memakan tempat melebihi space yang tersedia di halaman surat kabar,
maka bagian inilah yang akan dipotong (dihilangkan) paling dahulu.
Berita
tidak sama dengan karya tertulis lain seperti novel atau cerita pendek. Ia
ditulis menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik.
Sebab,
berita ditulis dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas
utama berita menurut nilai berita (news value).
5.
Ragam Jurnalistik
1.
Menaati
aturan ejaan yang berlaku (EYD).
2.
Menaati
kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku.
3.
Tidak
meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber-, kecualipada judul cerita.
4.
Menggunakan
kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek).
5.
Menggunakan
kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan.
6.
Satu
paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antar
kalimat harus terpelihara.
7.
Menggunakan
bentuk aktif pada kata maupun kalimat pasif hanya digunakan kalau memang perlu.
Begitu juga kata sifat yang dibatasi pemakaiannya.
8.
Ungkapan-ungkapan
klise (seperti sementara itu, perlu diketahui, dimana, kepada siapa, dan
sebagainya) tidak digunakan.
9.
Kata-kata
mubazir seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya, dibatasi
penggunaanya.
10.
Kalimat
aktif dan pasif tidak dicampuradukkan dalam satu paragraf.
11.
Kata-kata
asing dan istilahilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa,
harus dijelaskan.
12.
Penggunaan
singkatan dan akronim sangat dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim
digunakan, harus diberi penjelasan kepanjangannya.
13.
Penggunaan
kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang.
14.
Tidak
menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kamu). Berita harus menggunakan
bentuk orang ketiga.
15.
Kutipan
(kalau ada) ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru.
16.
Tidak
memasukkan pendapat sendiri dalam berita.
17.
Segala
sesuatu dijelaskan secara spesifikhasil observasi melalui bentuk keterangan
dalam kalimat.
18.
Bahasa
jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi harus betul-betul dapat dipahami
dengan mudah oleh pembacanya.
Keep It Short and Simple
Usahakan agar
tulisan itu singkat dan sederhana. Hindari kalimat rumit. Pilihlah kalimat yang
pendek dan tepat, dan berceritalah.
Itu sedikit catatan tentang dari saya. Semoga bermanfaat
dan barokah buat kita semua ya. Aamiin. Tunggu postingan saya selanjutnya yaa.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sabtu, 01 April 2017
Sejarah Journalism Dari Abad Ke-15 Sampai Sekarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kali ini saya akan memposting pertemuan ke-3, yaitu tentang “Sejarah Jurnalism di Dunia”. Pada presentasi kali ini banyak sekali materinya tentang sejarah journalism di dunia, antara lain: journalism before the invention of Gutenbarg machine, 15th century, 18th century, 20th century, dan yang terakhir journalism after internet was popular.
Kelompok
pertama menjelaskan journalism before
the invention of Gutenbarg machine. Sejarah journalism berasal dari Zaman
Romawi. Journalism di kenal dengan Acta Diurna (papan pengumuman) pada masa
pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). Setelah zaman Romawi tidak
berkembang lagi, akhinya kegiatan penyebaran informasi melalui tulis-menulis
makin meluas pada masa peradaban Mesir, ketika masyarakatnya menemukan teknik
pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama “Phapyrus” (kertas) pada masa bangsa fir’aun. Setelah
mengetahui teknik pembuatan kertas,
penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa
abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Di
tahun 751, beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orang-orang Arab
sehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand
dan teknik pembikinan kertas menyebar. Pada abad 8 M, di Cina muncul surat
kabar cetak pertama dengan nama “King Pau” atau Tching-pao, artinya “Kabar dari
Istana”. Penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak mesin cetak
ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran cetakan yang berbentuk seperti
sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman.
Kelompok kedua
membahas tentang abad ke-15. Pada abad ke-15 awal dari sebuah revolusi surat
kabar di dunia. Penyebaran informasi tertulis maju sangat
pesat sejak mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran
cetakan yang berbentuk seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di
Nurenberg, Jerman. Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan
secara luas di surat kabar adalah pengumuman hasil ekspedisi Christoper
Columbus ke Benua Amerika pada 1493. Pelopor surat kabar sebagai media berita
pertama yang bernama “Gazetta” lahir di Venesia, Italia, tahun 1536 M. Surat kabar cetak yang pertama kali terbit
teratur setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar
ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman
menjadi editornya untuk pertama kali dia telah menggunakan istilah
“Newspaper”. Perbedaan Jurnalisme sebelumnya:
- Era
sebelumnya menggunakan papan pengumuman yaitu Acta Diurna.
- Era
nabi Nuh masih menggunakan hewan yaitu burung sebagai penyampai informasi.
- Di
Era 15 sudah banyak surat-surat kabar dan media massa yang muncul di
beberapa Negara.
- Dulu
masih menggunakan serat tumbuhan sekarang menggunkan kertas.
- Era
dahulu diterbitkan hanya seminggu sekali, di era ini dapat diterbitkan
setiap hari.
Kelompok ketiga
membahas tentang abad ke-18. Pada abad ke-18 journalism berkembang di benua
Amerika dan Eropa. Pada di benua Amerika tahun 1809, mesin silinder ditemukan oleh John Dickinson yang menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin
Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Pada tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari
kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Dan pada tahun 1829, sebuah mesin yang disebut “typowriter” atau mesin ketik di ciptakan oleh William Justin Burt. Karateristik pada abad ke-18 jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik ketimbang sebuah
profesi, komentar-komentar tentang politik
bermunculan pada masa ini, ketrampilan desain/perwajahan mulai berkembang
dengan kian majunya teknik percetakan.
Kelompok keempat
menjelaskan tentang abad ke-20. Pada saat presentasi kelompok empat menjelaskannya
kurang jelas dan materinya menyangkut ke materi ke kelompok lainnya. Sehinggga saya
tidak bisa menjelaskannya untuk materi ini.
Kelompok kelima
menjelaskan tentang journalism after internet was popular. Pada presentasi ini
menjelaskan media-media yang berkembang di benua-benua, seperti Benua Asia,
Benua Eropa, Benua Amerika Serikat, Benua Afrika, dan Benua Australia. Karateristik
journalism pada saat pemerintahan ini ialah Real time berita (kisah kisahnya ,peristiwa-peristiwa bisa
langsung dipublikasikan), up to date jadwal penerbitan atau siaran bisa
kapan saja dimana saja selama dia terhubung dalam jaringan internet, menyajikan bentuk dan isi yang lebih banyak, harus membuat organisasi resmi, karena hasil
tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan dan informasi masih
bisa diulang. Respon pemerintah pada journalism sekarang adalah menyediakan suatu lembaga yang disebut KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), kurangnya peran Media Watch , adanya hari Kebebasan Pers Sedunia tidak
mengalami perbaikan yang signifikan, masa Reformasi Kebebasan pers mulai diperkuat
dengan adanya UU No 40 tahun 1999 dan kode etik jurnalistik tentang pers oleh
BJ Habibie dan didukung dengan perkembangan teknologi digital, dan negara-negara yang membebaskan dan membatasi pers.
Itu sedikit catatan tentang sejarah
journalism. Semoga bermanfaat dan barokah buat kita semua ya. Aamiin. Tunggu
postingan saya selanjutnya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Langganan:
Komentar (Atom)