1. Kompas.com
Hari Ini... Pengumuman
SNMPTN Bisa Dilihat di Kompas.com!
ANINGTIAS JATMIKA
Kompas.com - 26/04/2017, 07:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengumuman hasil Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN) 2017 rencananya akan dilaksanakan hari ini, Rabu
(26/4/2017). Pengumuman hasil akan dibuka mulai pukul 14.00 WIB di laman resmi SNMPTN 2017.
Selain membuka laman tersebut, hasil SNMPTN 2017
juga dapat diperiksa melalui halaman Liputan Khusus SNMPTN 2017 diKompas.com. Peserta dapat mengklik tautan Liputan
Khusus Kompas.com di atas atau langsung mengetikkan alamat lipsus.kompas.com/snmptn2017 di browser Anda
untuk mengakses halaman tersebut.
Untuk memeriksa hasil seleksi melalui
laman Kompas.com, cukup masukkan nama dan nomor peserta seleksi
dalam kotak isian yang ada di halaman liputan khusus itu. Sesudahnya, dengan
satu kali klik tombol "Cari", nama dan nomor peserta dapat dicek
lolos seleksi atau tidak.
Penurunan peserta
Pendaftar SNMPTN pada
2016 lalu mencapai angka 645.202 orang. Sementara tahun ini jumlah pendaftar
menurun di angka 517.418 orang.
Selain melalui jalur SNMPTN,
calon mahasiswa juga bisa mendaftar ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui
jalur SBMPTN dan seleksi mandiri.
Pendaftaran SBMPTN dibuka sejak 11 April hingga
5 Mei 2017 mendatang. Ujian tertulis SBMPTN akan dilaksanakan pada 16 Mei
sedangkan ujian keterampilan (bagi peserta yang memilih program studi tertentu)
dilaksanakan pada 17 dan/atau 18 Mei 2017.
Sementara itu, seleksi mandiri dilaksanakan
hanya satu kali oleh masing-masing PTN setelah pengumuman SBMPTN. Seleksi
mandiri, salah satunya dengan menggunakan nilai hasil tes SBMPTN yang
difasilitasi oleh Panitia Pusat.
2. Detik.com
Gara-gara Nilai Ujian Jelek, Gadis SMP di Klaten
Gantung Diri
Bayu Ardi Isnanto – detikNews
Jumat 02 Juni 2017, 20:04 WIB
Foto: Thinkstock
Klaten - Seorang pelajar
SMP di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bunuh diri dengan cara gantung diri. Upaya
nekat pelajar asal Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan itu gara-gara nilai
hasil ujian jelek.
Pada hari ini, Jumat (2/6/2017) siang adalah pengumuman
kelulusan siswa SMP secara serentak. Namun saat rumah dalam keadaan sepi,
korban melakukan gantung diri di kamar rumahnya.
"Korban bernama Berly Dyah (16) peljar
kelas IX, warga Kebondalem Lor, Prambanan," kata Kapolres Klaten, AKBP
Muhammad Darwis.
Dia mengatakan hari ini adalah pengumuman kelulusan dan hasil
ujian. Korban menerima nilai ujian pagi hari. Kemungkinan korban merasa
khawatir dan takut dimarahi orangtuanya karena nilai ujian tidak bagus dan
tidak sesuai harapan ibunya.
"Karena nilainya tidak memuaskan. Korban tidak bisa
masuk ke SMA yang diharapkan," kata Darwis.
Saat korban di rumah sendiri dan orangtuanya
pergi ke masjid, sekitar pukul 12.30 WIB melakukan bunuh diri. Korban nekat
gantung diri dengan dua buah jilbab yang dikaitkan pada kayu di atap rumah.
"Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun kondisinya
sudah tak tertolong lagi," katanya.
Atas kejadian tersebut, Darwis mengimbau agar
orang tua selalu memperhatikan perkembangan anaknya.
"Jangan hanya diserahkan ke sekolah dan si
anak. Orang tua juga harus bertanggung jawab mencarikan solusi jika anak punya
masalah. Jangan hanya menuntut anak mendapatkan nilai bagus," pungkasnya. (bgs/bgs)
3. Tirto.id
Kemdikbud
Imbau Guru Bicarakan Terorisme pada Siswa
Petugas Brimob berjaga di area steril lokasi
bom di di halte bus way Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5). tirto.id/Arimacs
Wilander
25 Mei, 2017
Kemdikbud: arahkan kemarahan siswa pada sasaran
yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan.
tirto.id - Menanggapi sejumlah aksi terorisme yang melanda
sejumlah tempat di dunia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
merasa perlu mengeluarkan panduan pada guru dan orang tua untuk mengajak anak
membicarakan terorisme. Menurut Anandes, Kasubbag Layanan Informasi Biro
Komunikasi dan Layanan Informasi Kemdikbud, hal ini perlu dilakukan agar arus
informasi yang masuk pada anak-anak bisa disaring. “Kan sekarang gampang ya
dapat informasi-informasi yang salah lewat media sosial, dan anak-anak pasti
masih susah membedakan mana yang perlu atau tidak dikonsumsi,” ungkap Anandes.
Penyebaran panduan tersebut dilakukan Kemdikbud
melalui sejumlah media sosialnya, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Dalam panduan tersebut, ada sejumlah pesan
yang perlu diperhatikan guru. Misalnya, panduan agar membahas terorisme secara
singkat dengan lampiran fakta-fakta yang sudah terverifikasi. “Jangan membuka
ruang terhadap rumor, isu, dan spekulasi,” ujar salah satu poin dalam panduan
tersebut.
Poin penting lainnya, guru yang biasanya
dijadikan tempat mencari informasi bagi siswa diharapkan memberi kesempatan
siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi yang terjadi. Menurut
Andes, hal ini penting karena guru jadi akhirnya dapat memahami sudut pandang siswa
tentang aksi terorisme. “Kalau ada pandangan aneh yang mereka utarakan, guru
bisa membantu meluruskan,” tambah Andes.
Guru juga diharap bisa mengarahkan kemarahan
siswa pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. “Bukan pada identitas
golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka”. Hal ini juga penting, agar
siswa paham bahwa terorisme adalah tindakan yang menginginkan ketakutan massa,
tak peduli apa pun identitas pelakunya. Guru juga diimbau untuk mengajak siswa
kembali pada rutinitas normal, karena ketakutan atas aksi teror adalah hal yang
diinginkan para terorisme.
Kemdikbud juga memandu guru untuk mengajak siswa berpikir positif. Misalnya
mengingatkan siswa kalau bangsa Indonesia sudah melewati banyak tragedi dan
tetap tegar dengan semangat persatuan dan saling menjaga.
Ditambahkan Andes, panduan ini telah diedarkan
Kemdikbud sejak bom bunuh diri yang terjadi di Thamrin, Jakarta 2016 lalu.
“Anak-anak sudah harus paham tentang isu ini sejak dini. Apalagi radikalisme
sendiri juga sudah masuk lewat sekolah, seperti yang kita tahu,” kata Andes.
Dalam sepekan terakhir aksi terorisme memang melanda sejumlah tempat di dunia.
Senin, 22 Mei 2017, bom di Manchester menjadi kabar teror pertama yang menyedot
perhatian dunia. Dalam kejadian itu, setidaknya 22 orang meninggal, dan 59
lainnya luka-luka. Kabar ini langsung tersebar luas karena pelaku bom bunuh
diri tersebut mengincar keramaian di Konser Internasional “Dangerous Woman”
Ariana Grande, penyanyi pop asal Amerika Serikat.
Keesokan harinya, Selasa, 23 Mei 2017, baku
tembak antara militer dan kelompok terorisme terjadi di Marawi,
Filipina. Aparat Filipina sedang memburu Isnilon Hapilon, salah satu teroris
paling berbahaya dari Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang kepalanya
dihargai $5 juta oleh Amerika Serikat. Penyergapan itu tak berjalan lancar,
karena mendapat perlawanan dari sekitar 100 orang bersenjata. Baku tembak
tersebut ditakutkan mengenai warga, sehingga Presiden Rodrigo Duterte menaikkan
status Mindanao, pulau tempat Marawi, menjadi darurat militer. Selang dua hari
kemudian, Kamis dini hari, 25 Mei 20017, sebuah aksi bom bunuh diri terjadi
di Kampung Melayu, Jakarta. Setidaknya, ada lima orang yang
menjadi korban dalam aksi terorisme tersebut. Dua korban diduga pelaku, 3 lagi
korban dari aparat kepolisian.
4. Tirto.id
Menjaga
Kegiatan Rohis Sekolah dari Radikalisme
Pelajar membentang spanduk tolak radikalisme dan terorisme
saat deklarasi dan komitmen bersama menolak radikalisme dan terorisme, di
Semarang, Jateng, Selasa (26/7). Antara foto/r rekotomo/kye/16.
Pendidikan
tingkat menengah ditengarai jadi salah satu inkubator penyemai suburnya
ideologi anti-Pancasila. Hal ini diungkap, Direktur Pembinaan SMA Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Purwadi Sutanto. Salah satu poin yang
disorotinya adalah kegiatan keagamaan di masjid sekolah atau sering dikenal
dengan tajuk rohani islam (rohis)
“Rohis
sebetulnya memfasilitasi sekolah untuk pembinaan agama, ada yang memang
terkendali dengan baik, ada juga yang menyangkut yang agak ekstrem," kata
Purwadi dalam seminar 'Penguatan Sekolah Melalui Kebijakan Internal
Sekolah yang Menyemai Kebhinnekaan' di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa
(23/5/2017).
Ia menyebut, pembinaan terhadap Rohis pernah
dilakukan oleh Kementerian Agama dengan melakukan kegiatan Jambore bersama di
Cibubur, 2016 silam. Kala itu dikumpulkan seluruh guru-guru agama dari seluruh
Indonesia untuk kemudian diberi arahan cara membentengi dari paham-paham
radikalisme.
Selain itu, secara lebih struktural, ia
mengatakan pembentengan dari radikalisme juga dilakukan melalui Permendikbud
nomor 23 tahun 2015. Dia mengatakan dalam aturan itu, kegiatan Rohis diseleksi
betul agar tak keluar jalur, setiap ada kegiatan, guru, kepala dan komite
sekola harus dilibatkan. "Supaya tidak kecolongan,” tambah dia.
Dari
ucapan Purwadi tersirat bahwa Kemendikbud enggan sepenuhnya disalahkan atas
masalah ini. Ia mengatakan kendati Kemendikbud memiliki otoritas tertinggi,
namun kebijakan dan kewenangannya diberikan kepada otoritas di bawahnya, yakni
pemerintah daerah. “Sekolah kan milik Pemda, jadi yang pertama harus turun
Pemda mereka yang punya sekolah," ucapnya.
Ditemui
di tempat sama, Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Muhammad Abdullah Darraz
menyatakan penetrasi kelompok radikal saat ini sangat masif di berbagai lini
kehidupan. Penetrasi di dalam dunia pendidikan dianggapnya paling berhasil.
Menurut dia, hal ini terjadi lantaran adanya kekosongan ideologi kebangsaan di
dalam lingkungan sekolah dan tidak efektifnya pendidikan kewarganegaraan.
Riset
Ma'arif Institute terkait institusi sekolah menemukan belum adanya kebijakan
internal sekolah yang secara spesifik menguatkan kebhinekaan.
Ia
mencontohkan, dalam setiap kegiatan rohis mestinya perlu dilibatkan kelompok
yang propancasila seperti Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) atau Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) atau kelompok lainnya. "Ini perlu sebagai
upaya memberikan alternatif bagi sekolah," katanya.
Usulan
ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kebijakan. “Bisa disiasati dengan kebijakan
yang di atasnya, Peraturan Menteri misalnya. Setelah kami diskusikan
dengan Pak Muhajir (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) sudah sangat
memungkinkan. Ada Permen Pembinaan Kesiswaan yakni Permendikbud nomor 39 tahun
2008,” katanya.
Dia
menyarankan Permen ini direvisi dengan memasukkan aturan yang benar-benar mampu
mengakomodasi program memperkuat kebhinekaan. Terkait dengan kontrol di daerah,
Darraz menjelaskan saat ini pemantauan itu tidak berjalan efekti.
“Kemendikbud
ada sistem pengawasan dan fungsi lainnya, tetapi saya ragu fungsi –fungsi
itu berjalan. Mereka memang mengawasi namun hanya bersifat formalistik. Ada gak
aturan kalau misalnya, ada anak sekolah yang terbukti ikut organisasi anti
pancasila, ada gak mekanisme pengaduan misalnya?” ujar dia.
Soal pemahaman radikal di kegiatan Rohis ini
dibenarkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Data riset FSGI dari
kurun waktu 2010-2013 menemukan dari 300 orang kelompok ekstrem kanan yang
tertangkap, 150 di antaranya berusia dibawah 30 tahun. Beberapa di antaranya
bahkan masih duduk di bangku sekolah seperti dalam kasus di Klaten pada 2011
silam. Kala itu 4 siswa SMK 2 Klaten ditangkap oleh Densus 88. Keempat anak ini
adalah anak-anak yang aktif di Rohis.
"Anak-anak
tersebut bahkan dikenal sebagai anak yang baik, tidak pernah membuat onar di
sekolah, memiliki nilai yang bagus dan aktif di berbagai kegiatan
sekolah," ucap Sekjen FSGI, Retno Listyarti.
Kata dia, penyebaran paham radikalisme di
lingkup sekolah bisa melalui berbagai cara seperti media sosial dan media massa
serta kegiatan keagamaan di sekolah seperti mentoring, majelis taklim, hingga
tabligh akbar.
5. Tirto.id
SMP
Terbuka di Jember Raih Hasil UN Terbaik Se-Jatim
Ilustrasi. Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) hari pertama di SMPN1 Lhokseumawe, Aceh, Selasa (2/5). ANTARA
FOTO/Rahmad
02 Juni, 2017
UN untuk SMP Terbuka Jember tahun ini menduduki
peringkat I, dengan nilai rata-rata yakni Bahasa Indonesia 72,56, Bahasa
Inggris (44,33), Matematika (40,56), dan IPA (44,58).
tirto.id - Hasil ujian nasional (UN) tingkat sekolah
menengah pertama (SMP) diumumkan hari ini, Jumat (2/6/2017). SMP Terbuka
Kabupaten Jember meraih peringkat I atau terbaik se-Jawa Timur berdasarkan dari
daftar kolektif hasil ujian nasional (DKHUN) yang diterima Dinas Pendidikan Kabupaten
Jember.
"Alhamdulillah, Kabupaten
Jember berhasil meraih peringkat I untuk kategori SMP Terbuka, sedangkan
kategori SMP/MTs Jember berada di peringkat III se-Jatim," kata Kabag
Humas dan Protokol Kabupaten Jember Sri Wahyuniati di Jember.
Menurutnya, DKHUN jenjang SMP/MTs disampaikan
ke masing-masing lembaga sekolah dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada
Jumat ini dan baru akan diberikan kepada siswa sekolah yang bersangkutan.
Namun, biasanya pihak sekolah mengumumkan hasil UN berbarengan dengan kelulusan
siswa.
"Biasanya hasil UN tersebut disampaikan
kepada siswa dengan cara guru mendatangi rumah siswa dan memberikan surat
kepada siswa yang tidak lulus," tutur Sri Wahyuniati sebagaimana dikutip
dari Antara.
Berdasarkan data DKHUN yang diterima Jember, UN terbaik jenjang SMP/MTs diraih
Kabupaten Magetan dengan nilai 285,97; disusul Kota Probolinggo (261,87), lalu
Kabupaten Jember meraih (259,29), diikuti Kota Malang dengan (251,75), dan
Kabupaten Nganjuk (249,16).
Sementara itu, untuk siswa SMP peraih nilai 55
atau di bawahnya mencapai 130.152 anak dari total peserta sebanyak 402.187
siswa di Jatim.
"Informasi yang kami peroleh, rata -rata
nilai UN di semua daerah turun karena soal UN 2017 memakai materi high
order thinking (HOT) terutama bidang mata pelajaran Matematika,"
tutur Wahyuniati.
Kabupaten Jember menduduki peringkat III setelah Magetan dan Probolinggo,
dengan rata-rata mata ujian Bahasa Indonesia dengan nilai 77,82; kemudian
Bahasa Inggris (57,81); Matematika (61,76); dan IPA (61,90).
"Tahun lalu UN tingkat SMP/MTs di
Kabupaten Jember menduduki peringkat 24 dan alhamdulillah tahun ini melejit ke
peringkat III se-Jatim," ujarnya.
Sementara itu, UN untuk SMP Terbuka Jember
tahun ini menduduki peringkat I, dengan nilai rata-rata yakni Bahasa Indonesia
72,56, Bahasa Inggris (44,33), Matematika (40,56), dan IPA (44,58).
6. Tirto.id
Otak-atik
APBD-P demi Realisasi Janji Anies-Sandi
Siswi menunjukan Kartu Jakarta Pintar usai menerimanya di SMK
56 Pluit, Jakarta, ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna.
23 Mei, 2017
Anies-Sandiaga ingin 100 hari program
pemerintahan mereka berjalan lancar. Mereka berharap banyak agar
program-program tersebut bisa disisipkan dalam APBD-Perubahan yang
Pergubnya diteken oleh Plt Gubernur Djarot Saiful Hidayat.
tirto.id - Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno akan dilantik Oktober nanti. Itu
artinya, 100 hari masa pemerintahan mereka akan berjalan pada masa anggaran
APBD 2017. Merealisasikan program, dengan menggunakan anggaran yang disusun
oleh pesaingnya saat Pilkada tentu bukan hal yang mudah.
Atas dasar itulah Tim Sinkronisasi
Anies-Sandiaga ingin memasukkan program-program mereka dalam
APBD-Perubahan yang akan diketuk pada pertengahan tahun ini.
Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) DKI
Jakarta, Tuty Kusumawati kepada Tirto membenarkan adanya
sisipan program Anies -Sandiaga ini. Namun, Tuty enggan memaparkan
secara rinci detail hal apa saja yang bisa disisipkan ini.
Dari 23 janji Anies-Sandiaga di masa kampanye,
kata dia, janji tersebut diurai menjadi 154 program dan didetailkan lagi
menjadi 473 kegiatan. Tuty menjelaskan, dari sekian kegiatan itu kemudian akan
disinkronkan apakah program tersebut sudah ada sebelumnya, ataukah benar-benar
program baru.
Beberapa program Anies-Sandi yang hampir mirip
dengan program Ahok - Djarot adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan KJP Plus.
Soal pembahasan KJP Plus ini sudah dibahas Bappeda, Sekretariat Daerah,
dan Tim Sinkronisasi di Balaikota, pada Senin (22/5).
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta,
Saefullah membenarkan bahwa bisa saja program KJP Plus masuk dalam APBD-P.
"Jangan APBD 2018, APBD perubahan 2017 kan ada masa kepemimpinannya 2,5
bulan dari Oktober, November dan Desember jadi praktis ada 2,5 bulan,"
paparnya.
"Nanti kan otomatis jadi uangnya bertambah. Kalau uang bertambah nanti
kami hitung lagi. Karena ini kan postur APBD harus betul-betul atletis, antara
kepala, bahu dan pinggang ini harus benar-benar seimbang,"
lanjut Saefullah kepada Tirto.
Soal kemungkinan ada anggaran ganda dalam
pelaksanaan KJP Plus yang hendak disinkronkan dengan KIP, Saefullah menyatakan
hal itu masih akan dibahas lagi. "Ya nanti kami cek. Kalau yg kurang-kurang
soal double segala macam, nanti kami atur juknis pelaksanaannya. Juknis di
kepala dinas itu cukup sebenarnya," katanya.
Tim Sinkronisasi, Edriana Noerdin usai
pertemuan itu menyatakan KJP Plus relevan dengan program pemprov DKI. "Itu
sudah oke semua," kata Edriana setelah rapat dengan SKPD dan Bappeda DKI
Jakarta di gedung G, Balaikota DKI Jakarta, (22/5). Namun, saat ditanya soal
maksud oke itu seperti apa, apakah akan dimasukkan dalam APBD 2018 atau APBD-P
2017, dia enggan menjawab.
Dia hanya menjawab bahwa kesiapan tersebut
berkaitan dengan kesamaan antara KJP Plus dengan KJP sebelumnya.
"Apa sih yang bedakan KJP dengan KJP Plus?
Pertama kan penerima manfaatnya. Kalau KJP kan anak-anak di sekolah formal,
kalau KJP Plu kan anak-anak yang selama ini juga tidak sekolah, tapi dia usia
sekolah. Itu yang harus diselaraskan. Selain itu, penerima manfaat KJP Plus
juga boleh dapat bantuan tunai, boleh dicashkan, KJP kan enggak bisa. itu
juga yang harus diselaraskan bagaimana agar bisa diakomodasi," jelas
Edriana.
Pada dasarnya, meskipun KJP sebelumnya tidak
mengakomodasi anak usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah, namun
telah ada program dari Disnaker dan (Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perdagangan) KUKMP yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan minat dan
bakat. Juga, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah memberikan akses bagi mereka
untuk mendapatkan sertifikat kesetaraan melalui ujian Paket A, B, dan C secara
gratis.
Mengenai hal ini, Edriana menyatakan itu
menjadi bagian dari pembahasan antara tim sinkronisasi dan Pemprov DKI Jakarta.
Ini mengingat antara KJP Plus dan program KUKMP merupakan dua bentuk program
yang berbeda sehingga mesti diselaraskan satu sama lain.
"Itu kan ada lintas sektor, disamakan program
di tempat lain," katanya.
Sebagai salah satu janji kerja unggulan dari
pasangan Anies-Sandiaga, KJP Plus memikat pemilih pada Pilkada DKI dengan
tawaran pencairan uang bagi penerimanya. Seperti yang telah dikatakan Edriana
sebelumnya, sebuah hal yang tidak diberikan oleh KJP.
Mengenai hal itu, Edriana mengaku timnya dan
SKPD serta Bappeda DKI dalam rapat yang berlangsung selama tujuh jam hari ini,
telah membahas sistem yang mungkin untuk dapat melaksanakan janji tersebut.
Namun, menurutnya, pembahasan itu belum final
dan masih berlanjut. Terutama sistem dalam menghindari kecurangan dalam
pembagian uang kontan pada penerima program ini. "Ada sistemnya, nanti
kami bangun sistemnya," kata Edriana.
Sementara, untuk pendataan penerima dan
pembagiannya, Edriana mengaku timnya mempunyai sistem yang berbeda dengan KJP
sebelumnya.
"Selama ini yang mengidentifikasi guru
sekolah, sekarang bukan guru lagi. Dari RT, RW, kelurahan, itu ada multilayers yang
beri verifikasi. Kalau dia beri verifikasi, diartikan memang itu sasaran yang
tepat. Selama ini guru sekolah yang beri rekomendasi ke RT/RW, sekarang
dibalik, dari RT/RW memberi rekomendasi ke sekolah atau lembaga pendidikan
lainnya," jelasnya.
Sistem yang semacam ini, menurut Edriana lebih efektif untuk menjangkau
masyarakat secara lebih luas. Sebab, menurutnya, RT/RW langsung bersentuhan
dengan masyarakat dan telah mengerti kondisi warganya.
Ia menolak bila RT/RW disebut rawan tindak
kolusi dalam melaksanakan KJP Plus ini. "Memang guru ada yang jamin enggak
kolusi? Kan enggak ada yang jamin juga. Sama aja. Tapi lebih banyak, maksud
saya dia kolusi dengan RT, masa dia kolusi sama RW, terus dengan kelurahan, kan
enggak mungkin juga. Jadi, kontrolnya lebih banyak," katanya.
Program ini pun, seperti janji Anies dalam
kampanye Pilkada DKI Jakarta, disebut akan menyelaraskan dengan Kartu Indonesia
Pintar yang dijalankan oleh pemerintah pusat. Hal ini, pun tidak dibantah oleh
Edriana. "Justru ini mengikuti KIP," katanya.
Edriana menyebut program ini tidak akan
memunculkan anggaran ganda karena yang diselaraskan hanya sistemnya, bukan
anggarannya.
"Itu yang akan dihindari double
budget. Jadi kami tidak akan melakukan double budget.
Jadi sistemnya yang diselaraskan, tapi anggarannya dia tidak boleh dapat
anggaran double," katanya. Keselarasan tersebut, menurutnya, seperti
halnya pada pemberian uang kontan bagi penerima KJP Plus, seperti halnya yang
dilakukan oleh KIP.
7. JawaPos.com
Latihan Berwirausaha dengan
Ecopreneur
SELASA, 30 MAY 2017 18:35 | EDITOR : SURYO EKO
PRASETYO
BEKAL KETERAMPILAN: Dari kanan, Vero, Christa, Yohana, dan
Patrice dari kelas VIIIA mengikuti cooking class Senin (29/5) di SMP Santa
Maria II Sidoarjo. (Firma
Zuhdi Al Fauzi/Jawa Pos/JawaPos.com)
JawaPos.com- AROMA wangi masakan tercium ketika masuk ke
lingkungan SMP Santa Maria II Sidoarjo Senin (29/5). Ternyata, puluhan siswa
mengikuti cooking class. Beragam minuman dan makanan dibuat. Mulai makanan
berat hingga kue.
”Kelompok kami membuat terang bulan, pancake,
dan angsle sebagai minumannya,” ujar Pramatya Bagus Hendarto. Siswa kelas VIIIB
itu mengaku tak kesulitan saat memasak. Dia sudah menguasai resepnya. Kelompok
dari kelas lain pun tak mau kalah. Ada yang membuat sandwich, klepon,
onde-onde, kue sus, lemper, dan milkshake.
Selain membuat aneka makanan dan minuman, siswa
diharuskan menjualnya. Beragam strategi pemasaran pun dijalankan. Ada yang
menghias makanan agar menarik perhatian. Misalnya, membuat tumpeng hingga
membentuk lapangan bola. Ada pula tumpeng dengan bentuk rangkaian listrik,
mobil, dan boneka.
Strategi lainnya, siswa berdandan unik untuk
menarik perhatian pembeli. Misalnya, mengenakan pakaian dan topi-topi kerucut
serta menjajakan makanan dengan suara keras dan berirama. ”Yang beli guru dan
siswa dari kelas lain,” imbuh remaja yang menjabat ketua OSIS tersebut.
Waka Kesiswaan SMP Santa Maria II Martinus
Marsudi menjelaskan, cooking class sebagai pembelajaran entrepreneurship
menjadi bagian dari program sekolah yang bernama ecopreneur. ’’Kami juga
memiliki kegiatan lain dengan tema kepedulian terhadap alam,’’ katanya. Di
antaranya, menggelar penanaman bersama, bersih-bersih sampah secara rutin, dan
memelihara pohon.
”Seminggu sekali ada kelas memasak. Beda kelas,
beda pula yang diajarkan,” lanjut Marsudi. Dengan begitu, siswa memiliki bekal
di rumah maupun ketika sudah lulus. Mereka bisa menggunakan kemampuan tersebut
untuk modal berwirausaha atau untuk memakannya sendiri.
Marsudi menambahkan, awalnya, kelas memasak
diadakan karena keprihatinan guru. Banyak siswa yang tidak bisa memasak.
”Paling hanya bisa membuat mi dan telur dadar,” ucapnya. Nah, dia tak ingin hal
tersebut menimpa muridnya. Karena itu, mereka diajari memasak sejak dini. (uzi/c18/ai)
8. JawaPos.com
SMP Ciputra Ranking II
Festival Film Internasional Berkat Peran Total
JUMAT, 02 JUN 2017 16:03 | EDITOR : SURYO EKO
PRASETYO
TOTAL: Dari kiri, Christy, Dara, Tevya. Dari kiri bersimpuh
Keyla, Fira, Ela, dan Edgar. Mereka menunjukkan cara pembuatan film karya
mereka berjudul Fall. Karya itu mendapat ranking II. (Arya Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)
JawaPos.com- Prestasi membanggakan
diraih 14 siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Film Production SMP
Ciputra. Mereka berhasil meraih juara II dalam kompetisi Shakespeare Film
Festival di Praha, Republik Ceko.
Kaget. Kata itulah yang menghinggapi 14 pemain dan kru
ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra saat pemenang Shakespeare Film
Festival diumumkan pada 19 Mei lalu. Maklum, dalam rilis pengumuman tersebut,
film mereka, Fall, berhasil menjadi juara II kategori Junior High School.
Director film Fall Christy Lorentz mengungkapkan,
seluruh anggota tim cukup senang bisa mendapat juara dalam kompetisi itu.
Mereka harus bersaing dengan sekitar 52 sekolah dari 22 negara. Karya film yang
dilombakan mencapai 328 film. ”Pencapaian ini merupakan hal yang luar biasa.
Sebab, ini merupakan kompetisi film internasional pertama yang kami ikuti,”
jelas siswa kelas IX-A itu
Dalam kompetisi film pendek online tersebut, seluruh
peserta diharuskan membuat karya yang memiliki hubungan dengan sastrawan besar
Inggris William Shakespeare. Entah melalui drama yang ditulisnya, puisi, dan
karya lain. Fiksi maupun nonfiksi.
Di antara ratusan karya penulis besar yang lahir pada
1564 itu, tim ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra memilih Macbeth.
Karya tersebut dipilih lantaran memiliki karakter kuat yang menggambarkan
identitas Shakespeare. Yakni, berhubungan dengan tragedi
Meski mengadaptasi karya Shakespeare, tim SMP Ciputra
melakukan beberapa perombakan pada alur film. Christy mencontohkan peran ratu
sihir. Dalam naskah asli, dia hanya berperan sebagai peramal yang menentukan
Macbeth sebagai penguasa. Tokoh penyihir hanya muncul sekali dalam drama
tersebut.
Pada film Fall, peran penyihir dibuat lebih besar. Di
antaranya, dengan menghasut Macbeth untuk membunuh Raja Duncan. ”Padahal, dalam
karya aslinya, yang membujuk membunuh sang raja adalah istrinya sendiri,”
tuturnya.
Inti pembalikan karakter dan pemberian porsi lebih
besar pada karakter cameo itu bertujuan untuk mengubah mindset bahwa semua
orang memiliki pengaruh. Dengan perannya, mereka dapat mewarnai sebuah drama.
Dia mengungkapkan, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk
menciptakan film pendek berdurasi 5,96 menit itu. Pembuatan Fall dimulai
Desember 2015. Proses tersebut dihitung dari penciptaan konsep hingga proses
produksi film.
Proses produksi memakan waktu seminggu penuh. Mulai
pengambilan gambar hingga proses editing. Semua proses tersebut membutuhkan
kerja ekstra. Sebab, dalam kompetisi itu, seluruh proses produksi harus hasil
kerja siswa. ”Kami bersyukur proses ini bisa kami lalui dengan lancar,”
terangnya.
Setting lokasi, lanjut dia, menjadi salah satu
komponen yang cukup sulit. Maklum, Fall menggunakan setting lokasi abad ke-17.
Ada tiga lokasi yang dipilih. Pada alur pertama, tim
memilih bukit ular. Di lokasi tersebut tidak ada bangunan modern dan tumbuh
banyak ilalang. Lokasi lainnya di sudut sekolah dan rumah salah seorang teman
yang bergaya vintage. ”Saat setting di dalam rumah, kami memilih ranjang kayu
dengan beberapa ukiran,” jelas editor dan kamerawan film Edgar Chaney
Wangsadirja, siswa kelas IX-B.
Guru pembimbing proyek film Melinda
Fletcher mengungkapkan rasa puasnya pada aktivitas seluruh siswa. Sikap pantang
menyerah seluruh kru membuat film itu terasa istimewa. ”Mereka telah bekerja
keras,” ujarnya. (elo/c6/nda)
9. JawaPos.com
Taman Baca Masyarakat Baru, Di
Kemayoran Tersedia 800 Buku
KAMIS, 01 JUN 2017 18:29 | EDITOR : SURYO EKO
PRASETYO
ANTUSIAS: Kak Haris dan Ayis memeriahkan pembukaan
Taman Baca Masyarakat Kemayoran. (Arya
Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)
JawaPos.com- nak-anak RW 5, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan
Krembangan, mendapat ladang ilmu baru. Rabu (31/5) sebuah taman baca masyarakat
(TBM) resmi dibuka. Ada 800 koleksi buku di dalamnya.
Anak-anak yang belajar di PAUD Pelita Hati
Bunda sejak pagi memadati TBM tersebut. Mereka antusias mendengarkan dongeng
dari badut. Ada pula anak-anak TK hingga SD sekitar yang datang beramai-ramai.
Suasana TBM berukuran 3 x 4 meter itu semarak.
Bukan hanya anak-anak yang tak sabar untuk
segera meramaikan TBM. Kaum ibu juga menyambut antusias kehadiran TBM yang satu
lokasi dengan broadband learning center (BLC) itu. ”Yang tua bisa berlatih
komputer, anaknya di TBM,” ujar Tri Trisna, salah seorang warga.
Yudo Nugroho, pengurus TBM Kecamatan
Krembangan, menyatakan bahwa TBM tersebut merupakan yang ke-9. Sebelumnya, ada
delapan TBM yang tersebar di beberapa kelurahan di Kecamatan Krembangan. ”Kalau
yang sudah jalan, koleksinya rata-rata sekitar seribu buku,” ungkapnya. Buku yang
tersedia, lanjut dia, mulai buku anak-anak, sastra remaja, buku keterampilan,
hingga buku kerajinan.
Sementara itu, Camat Krembangan Yudhi Kartika
berharap TBM tersebut bisa dimanfaatkan warga. ”Kondisi sosial warga di kawasan
ini memang tidak semaju daerah di pusat kota,” katanya. TBM dan BLC yang
disediakan bagi warga RW 5 itu diharapkan mendongkrak budaya membaca dan
memajukan pengetahuan warga. (kik/c6/nda)
10. JawaPos.com
SMAN Taruna Nala Diresmikan 4
Juni Nanti
RABU, 31 MAY 2017 18:33 | EDITOR : SURYO EKO
PRASETYO
Ilustrasi (www.smantarunajatim.sch.id)
JawaPos.com- awa
Timur akan memiliki SMAN baru. Yakni, SMAN Taruna Nala. Jika tidak ada aral
melintang, SMA di Kedungkandang, Kota Malang, itu diresmikan Presiden Joko
Widodo pada 4 Juni.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful
Rachman menyatakan, animo siswa untuk mendaftar di SMAN Taruna Nala cukup
besar. Kuota awal untuk sekolah tersebut adalah 158 kursi. Lantaran banyak
peminat, kapasitasnya ditambah menjadi 180 kursi. ’’Pendaftarnya mencapai 582
siswa,’’ katanya.
Karena itu, jumlah rombongan belajar yang
semula hanya akan diisi 26–28 siswa ditambah menjadi 30 siswa. Saiful
mengatakan, meski jumlah rombel ditambah, masih dalam standar yang ditentukan
Kemendikbud.
Di sisi lain, meski SMAN Taruna Nala belum
diresmikan, di sekolah tersebut saat ini sudah ada siswa kelas XI dan XII.
Mereka adalah siswa berstatus mutasi dari sekolah awal, SMAN 10 Malang. ’’Siswa
kelas XI dan XII sudah melalui proses khusus di bawah pembinaan TNI-AL. Dan
mereka cukup antusias dengan itu,’’ katanya.
SMAN Taruna Nala, tampaknya, menjadi kebanggaan
tersendiri bagi Jawa Timur. Sebab, selain bakal diresmikan Joko Widodo, siswa
yang diterima dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) dikukuhkan gubernur
Jatim.
Prosesi tersebut dilaksanakan pada 4 Juni.
Terkait hal itu, mantan kepala Badan Diklat Jatim tersebut mengatakan sudah
berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak TNI-AL.
Rapat koordinasi sudah dilakukan dengan protokoler.
Karena itu, pengumuman hasil seleksi para
peserta didik baru juga akan dipercepat. Yang semula diumumkan 6 Juni dimajukan
menjadi 2 Juni. Mengenai hal itu, Saiful meminta wali murid agar ikut
mencermati pengumuman yang dilakukan secara online tersebut.
Saiful menjelaskan, SMAN Taruna Nala merupakan
pengembangan dari SMAN 10 Malang. Pendidikan di SMAN Taruna Nala akan
menggunakan program sesuai standar militer. Kurikulumnya menggunakan Kurikulum
2013 serta pengembangan kurikulum bela negara dan kemaritiman. ’’Harapannya, lulusan
SMAN Taruna Nala bisa lebih siap masuk ke akademi dan sejenisnya. Tapi, kalau
mau ke perguruan tinggi juga tidak masalah,’’ jelasnya. (puj/c15/nda)