Kamis, 15 Juni 2017

Tugas Individu UAS

Siswa MI Bahrul Ulum Raih 30 Besar OSN IPA Se-Surabaya
Siswa MI Bahrul Ulum kecamatan Wiyung kota Surabaya ini mampu meraih prestasi di tingkat kota. Siska Agustian siswa kelas 5 ini mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dengan mata pelajaran IPA. Dan ia berhasil meraih 30 besar OSN se-Surabaya yang diselenggarakan pada awal bulan April 2017.
            Sebelum ia masuk ke tingkat kota, Siska Agustian yang akrab dipanggil Siska ini terlebih dahulu mengikuti seleksi tingkat sekolahan yang diseleksi oleh guru kelasnya, yakni Ibu Tari Izzabati. Dari beberapa siswa MI Bahrul Ulum yang diseleksi, hanya dua orang siswa yang lolos dan lanjut ke tahap kecamatan. Diantaranya ialah Siska dan Agni siswa kelas 4. Untuk seleksi tahap 2 atau tingkat kecamatan dilaksanakan di SDN Jajar Tunggal III. Namun di tahap ini hanya Siska yang lolos ke tingkat kota.
Untuk pemantapan materi seleksi tahap 3, ibu Tari sekaligus guru pembimbing harus membuat modul sendiri. Karena di olimpiade ini tidak diberi kisi-kisi oleh pihak panitia OSN. Pemantapan ini hanya dilakukan selama 2 minggu dan itu pun dilakukan di luar jam sekolah. Sehingga ibu Tari harus menggembleng Siska dengan memberi modul empat kali dalam seminggu.
            “Saya mencari soal-soal sendiri tentang IPA dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 di perpus. Dan saya juga membeli buku di gramedia. Menurut saya soal yang saya buat masih kurang, akhirnya saya mencari soal-soal lagi, soal OSN tahun lalu di internet. Soal-soal olimpide ini tidak seperti soal yang ada di buku, tetapi soal-soal yang isinya siswa harus mencari sosuli  untuk menjawabnya.” Jelas Ibu Tari.
            Pada seleksi tahap 3, Siska hanya bertahan sampai di tahap kota. Di tahap ini ia merasa kesulitan pada materi tentang suhu dan bahasa asing yang ada di soal. Meskipun hanya sampai di tahap kota, tetapi Siska sangat senang karena ia masuk 30 besar se-Surabaya.

Rabu, 14 Juni 2017

Selalu Bersyukur Dalam Keterbatasan

Assalamu’alaikum..
Kali ini saya akan memposting pertemuan pada tanggal 27 Mei 2017. Naaah, pertemuan kali ini dilaksanakan di Taman Bungkul, Surabaya. Pertemuan kali ini kita di suruh untuk mengamati lalu mewawancarai yang ada di taman bungkul. Hasil dari wawancara saya sebagai berikut,

Selalu Bersyukur Dalam Keterbatasan
Sambil berjalan menawarkan dagangannya kepada beberapa orang yang duduk, ibu itu bertunduk layu menggendong keranjang bawaannya. Memakai krudung jadul berwarna merah muda dan memakai baju berwarna hijau yang lusuh.
Paini (47) warga Benowo, Surabaya. Seorang penjual pecel semanggi khas Surabaya selama 3 tahun. Ia berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya beserta kedua anaknya. Setiap hari ia berjualan di sekeliling Taman Bungkul dari pukul 11.30 WIB-23.30 WIB.
Tak lama kemudian, seorang ibu-ibu berteriak “Bu, pecel satu ya. Yang pedas”. Terdengar suara tersebut ibu Paini langsung berhenti  sambil tersenyum dan ia bergerak cepat menurunkan keranjang bawaannya. Dengan cekatan ia mengaduk bumbu pecel untuk menyiapkan pesanannya.
Ibu Paini tak pernah patah semangat untuk berjualan salah-satu makanan khas Surabaya itu. Meskipun banyak pesaing yang berjualan makanan yang lagi tren jaman sekarang. Bahkan, ia tidak pernah mengeluh dengan penghasilan yang ia peroleh. Meskipun penghasilan setiap hari maksimal 150.000 rupiah dan itu belum dikurangi modal.

“Sebenernya saya mau jualan yang lain seperti mereka. Tapi gimana lagi gak ada modal. Yaudah jualan seadanya aja. Mungkin ini rejeki yang saya peroleh dari sang Pencipta. Pokoknya saya sudah berusaha semampu saya. Untuk urusan cukup atau tidaknya untuk biaya sehari-hari itu tergantung kitanya mengelolah uang. Yang terpenting kita harus terus bersyukur agar kita bisa menikmati hidup sepenuhnya.” Ujar ibu dua anak tersebut.

Jumat, 02 Juni 2017

10 Berita

1. Kompas.com
Hari Ini... Pengumuman SNMPTN Bisa Dilihat di Kompas.com!
ANINGTIAS JATMIKA
Kompas.com - 26/04/2017, 07:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengumuman hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN) 2017 rencananya akan dilaksanakan hari ini, Rabu (26/4/2017). Pengumuman hasil akan dibuka mulai pukul 14.00 WIB di laman resmi SNMPTN 2017.

Selain membuka laman tersebut, hasil SNMPTN 2017 juga dapat diperiksa melalui halaman Liputan Khusus SNMPTN 2017 diKompas.comPeserta dapat mengklik tautan Liputan Khusus Kompas.com di atas atau langsung mengetikkan alamat lipsus.kompas.com/snmptn2017 di browser Anda untuk mengakses halaman tersebut.

Untuk memeriksa hasil seleksi melalui laman Kompas.com, cukup masukkan nama dan nomor peserta seleksi dalam kotak isian yang ada di halaman liputan khusus itu. Sesudahnya, dengan satu kali klik tombol "Cari", nama dan nomor peserta dapat dicek lolos seleksi atau tidak.

Penurunan peserta

Pendaftar SNMPTN pada 2016 lalu mencapai angka 645.202 orang. Sementara tahun ini jumlah pendaftar menurun di angka 517.418 orang.

Selain melalui jalur SNMPTN, calon mahasiswa juga bisa mendaftar ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur SBMPTN dan seleksi mandiri.

Pendaftaran SBMPTN dibuka sejak 11 April hingga 5 Mei 2017 mendatang. Ujian tertulis SBMPTN akan dilaksanakan pada 16 Mei sedangkan ujian keterampilan (bagi peserta yang memilih program studi tertentu) dilaksanakan pada 17 dan/atau 18 Mei 2017.

Sementara itu, seleksi mandiri dilaksanakan hanya satu kali oleh masing-masing PTN setelah pengumuman SBMPTN. Seleksi mandiri, salah satunya dengan menggunakan nilai hasil tes SBMPTN yang difasilitasi oleh Panitia Pusat.

2. Detik.com
Gara-gara Nilai Ujian Jelek, Gadis SMP di Klaten Gantung Diri
Bayu Ardi Isnanto – detikNews
Jumat 02 Juni 2017, 20:04 WIB

Foto: Thinkstock

Klaten - Seorang pelajar SMP di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bunuh diri dengan cara gantung diri. Upaya nekat pelajar asal Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan itu gara-gara nilai hasil ujian jelek.

Pada hari ini, Jumat (2/6/2017) siang adalah pengumuman kelulusan siswa SMP secara serentak. Namun saat rumah dalam keadaan sepi, korban melakukan gantung diri di kamar rumahnya.

"Korban bernama Berly Dyah (16) peljar kelas IX, warga Kebondalem Lor, Prambanan," kata Kapolres Klaten, AKBP Muhammad Darwis.

Dia mengatakan hari ini adalah pengumuman kelulusan dan hasil ujian. Korban menerima nilai ujian pagi hari. Kemungkinan korban merasa khawatir dan takut dimarahi orangtuanya karena nilai ujian tidak bagus dan tidak sesuai harapan ibunya.

"Karena nilainya tidak memuaskan. Korban tidak bisa masuk ke SMA yang diharapkan," kata Darwis.

Saat korban di rumah sendiri dan orangtuanya pergi ke masjid, sekitar pukul 12.30 WIB melakukan bunuh diri. Korban nekat gantung diri dengan dua buah jilbab yang dikaitkan pada kayu di atap rumah.

"Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun kondisinya sudah tak tertolong lagi," katanya.

Atas kejadian tersebut, Darwis mengimbau agar orang tua selalu memperhatikan perkembangan anaknya.

"Jangan hanya diserahkan ke sekolah dan si anak. Orang tua juga harus bertanggung jawab mencarikan solusi jika anak punya masalah. Jangan hanya menuntut anak mendapatkan nilai bagus," pungkasnya. (bgs/bgs)

3. Tirto.id

Kemdikbud Imbau Guru Bicarakan Terorisme pada Siswa


Petugas Brimob berjaga di area steril lokasi bom di di halte bus way Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5). tirto.id/Arimacs Wilander

Reporter: Aulia Adam
25 Mei, 2017

Kemdikbud: arahkan kemarahan siswa pada sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan.

tirto.id - Menanggapi sejumlah aksi terorisme yang melanda sejumlah tempat di dunia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merasa perlu mengeluarkan panduan pada guru dan orang tua untuk mengajak anak membicarakan terorisme. Menurut Anandes, Kasubbag Layanan Informasi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemdikbud, hal ini perlu dilakukan agar arus informasi yang masuk pada anak-anak bisa disaring. “Kan sekarang gampang ya dapat informasi-informasi yang salah lewat media sosial, dan anak-anak pasti masih susah membedakan mana yang perlu atau tidak dikonsumsi,” ungkap Anandes.

Penyebaran panduan tersebut dilakukan Kemdikbud melalui sejumlah media sosialnya, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Dalam panduan tersebut, ada sejumlah pesan yang perlu diperhatikan guru. Misalnya, panduan agar membahas terorisme secara singkat dengan lampiran fakta-fakta yang sudah terverifikasi. “Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu, dan spekulasi,” ujar salah satu poin dalam panduan tersebut.

Poin penting lainnya, guru yang biasanya dijadikan tempat mencari informasi bagi siswa diharapkan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi yang terjadi. Menurut Andes, hal ini penting karena guru jadi akhirnya dapat memahami sudut pandang siswa tentang aksi terorisme. “Kalau ada pandangan aneh yang mereka utarakan, guru bisa membantu meluruskan,” tambah Andes.

Guru juga diharap bisa mengarahkan kemarahan siswa pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. “Bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka”. Hal ini juga penting, agar siswa paham bahwa terorisme adalah tindakan yang menginginkan ketakutan massa, tak peduli apa pun identitas pelakunya. Guru juga diimbau untuk mengajak siswa kembali pada rutinitas normal, karena ketakutan atas aksi teror adalah hal yang diinginkan para terorisme.

Kemdikbud juga memandu guru untuk mengajak siswa berpikir positif. Misalnya mengingatkan siswa kalau bangsa Indonesia sudah melewati banyak tragedi dan tetap tegar dengan semangat persatuan dan saling menjaga.

Ditambahkan Andes, panduan ini telah diedarkan Kemdikbud sejak bom bunuh diri yang terjadi di Thamrin, Jakarta 2016 lalu. “Anak-anak sudah harus paham tentang isu ini sejak dini. Apalagi radikalisme sendiri juga sudah masuk lewat sekolah, seperti yang kita tahu,” kata Andes.

Dalam sepekan terakhir aksi terorisme memang melanda sejumlah tempat di dunia. Senin, 22 Mei 2017, bom di 
Manchester menjadi kabar teror pertama yang menyedot perhatian dunia. Dalam kejadian itu, setidaknya 22 orang meninggal, dan 59 lainnya luka-luka. Kabar ini langsung tersebar luas karena pelaku bom bunuh diri tersebut mengincar keramaian di Konser Internasional “Dangerous Woman” Ariana Grande, penyanyi pop asal Amerika Serikat.

Keesokan harinya, Selasa, 23 Mei 2017, baku tembak antara militer dan kelompok terorisme terjadi di Marawi, Filipina. Aparat Filipina sedang memburu Isnilon Hapilon, salah satu teroris paling berbahaya dari Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang kepalanya dihargai $5 juta oleh Amerika Serikat. Penyergapan itu tak berjalan lancar, karena mendapat perlawanan dari sekitar 100 orang bersenjata. Baku tembak tersebut ditakutkan mengenai warga, sehingga Presiden Rodrigo Duterte menaikkan status Mindanao, pulau tempat Marawi, menjadi darurat militer. Selang dua hari kemudian, Kamis dini hari, 25 Mei 20017, sebuah aksi bom bunuh diri terjadi di Kampung Melayu, Jakarta. Setidaknya, ada lima orang yang menjadi korban dalam aksi terorisme tersebut. Dua korban diduga pelaku, 3 lagi korban dari aparat kepolisian. 

4. Tirto.id

Menjaga Kegiatan Rohis Sekolah dari Radikalisme


Pelajar membentang spanduk tolak radikalisme dan terorisme saat deklarasi dan komitmen bersama menolak radikalisme dan terorisme, di Semarang, Jateng, Selasa (26/7). Antara foto/r rekotomo/kye/16.

Reporter: Chusnul Chotimah

Pendidikan tingkat menengah ditengarai jadi salah satu inkubator penyemai suburnya ideologi anti-Pancasila. Hal ini diungkap, Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Purwadi Sutanto. Salah satu poin yang disorotinya adalah kegiatan keagamaan di masjid sekolah atau sering dikenal dengan tajuk rohani islam (rohis)

“Rohis sebetulnya memfasilitasi sekolah untuk pembinaan agama, ada yang memang terkendali dengan baik, ada juga yang menyangkut yang agak ekstrem," kata Purwadi dalam seminar  'Penguatan Sekolah Melalui Kebijakan Internal Sekolah yang Menyemai Kebhinnekaan' di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).

Ia menyebut, pembinaan terhadap Rohis pernah dilakukan oleh Kementerian Agama dengan melakukan kegiatan Jambore bersama di Cibubur, 2016 silam. Kala itu dikumpulkan seluruh guru-guru agama dari seluruh Indonesia untuk kemudian diberi arahan cara membentengi dari paham-paham radikalisme.

Selain itu, secara lebih struktural, ia mengatakan pembentengan dari radikalisme juga dilakukan melalui Permendikbud nomor 23 tahun 2015. Dia mengatakan dalam aturan itu, kegiatan Rohis diseleksi betul agar tak keluar jalur, setiap ada kegiatan, guru, kepala dan komite sekola harus dilibatkan. "Supaya tidak kecolongan,” tambah dia.

Dari ucapan Purwadi tersirat bahwa Kemendikbud enggan sepenuhnya disalahkan atas masalah ini. Ia mengatakan kendati Kemendikbud memiliki otoritas tertinggi, namun kebijakan dan kewenangannya diberikan kepada otoritas di bawahnya, yakni pemerintah daerah. “Sekolah kan milik Pemda, jadi yang pertama harus turun Pemda mereka yang punya sekolah," ucapnya.

Ditemui di tempat sama, Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Muhammad Abdullah Darraz menyatakan penetrasi kelompok radikal saat ini sangat masif di berbagai lini kehidupan. Penetrasi di dalam dunia pendidikan dianggapnya paling berhasil. Menurut dia, hal ini terjadi lantaran adanya kekosongan ideologi kebangsaan di dalam lingkungan sekolah dan tidak efektifnya pendidikan kewarganegaraan.

Riset Ma'arif Institute terkait institusi sekolah menemukan belum adanya kebijakan internal sekolah yang secara spesifik menguatkan kebhinekaan. 

Ia mencontohkan, dalam setiap kegiatan rohis mestinya perlu dilibatkan kelompok yang propancasila seperti Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) atau Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) atau kelompok lainnya. "Ini perlu sebagai upaya memberikan alternatif bagi sekolah," katanya.

Usulan ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kebijakan. “Bisa disiasati dengan kebijakan yang  di atasnya, Peraturan Menteri misalnya. Setelah kami diskusikan dengan Pak Muhajir (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) sudah sangat memungkinkan. Ada Permen Pembinaan Kesiswaan yakni Permendikbud nomor 39 tahun 2008,” katanya.

Dia menyarankan Permen ini direvisi dengan memasukkan aturan yang benar-benar mampu mengakomodasi program memperkuat kebhinekaan. Terkait dengan kontrol di daerah, Darraz menjelaskan saat ini pemantauan itu tidak berjalan efekti.

“Kemendikbud ada sistem pengawasan dan fungsi lainnya, tetapi saya ragu fungsi –fungsi  itu berjalan. Mereka memang mengawasi namun hanya bersifat formalistik. Ada gak aturan kalau misalnya, ada anak sekolah yang terbukti ikut organisasi anti pancasila, ada gak mekanisme pengaduan misalnya?” ujar dia.

Soal pemahaman radikal di kegiatan Rohis ini dibenarkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Data riset FSGI dari kurun waktu 2010-2013 menemukan dari 300 orang kelompok ekstrem kanan yang tertangkap, 150 di antaranya berusia dibawah 30 tahun. Beberapa di antaranya bahkan masih duduk di bangku sekolah seperti dalam kasus di Klaten pada 2011 silam. Kala itu 4 siswa SMK 2 Klaten ditangkap oleh Densus 88. Keempat anak ini adalah anak-anak yang aktif di Rohis.

"Anak-anak tersebut bahkan dikenal sebagai anak yang baik, tidak pernah membuat onar di sekolah, memiliki nilai yang bagus dan aktif di berbagai kegiatan sekolah," ucap Sekjen FSGI, Retno Listyarti.

Kata dia, penyebaran paham radikalisme di lingkup sekolah bisa melalui berbagai cara seperti media sosial dan media massa serta kegiatan keagamaan di sekolah seperti mentoring, majelis taklim, hingga tabligh akbar. 

5. Tirto.id

SMP Terbuka di Jember Raih Hasil UN Terbaik Se-Jatim


Ilustrasi. Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMPN1 Lhokseumawe, Aceh, Selasa (2/5). ANTARA FOTO/Rahmad

Reporter: Yuliana Ratnasari
02 Juni, 2017

UN untuk SMP Terbuka Jember tahun ini menduduki peringkat I, dengan nilai rata-rata yakni Bahasa Indonesia 72,56, Bahasa Inggris (44,33), Matematika (40,56), dan IPA (44,58).

tirto.id - Hasil ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama (SMP) diumumkan hari ini, Jumat (2/6/2017). SMP Terbuka Kabupaten Jember meraih peringkat I atau terbaik se-Jawa Timur berdasarkan dari daftar kolektif hasil ujian nasional (DKHUN) yang diterima Dinas Pendidikan Kabupaten Jember.

"Alhamdulillah, Kabupaten Jember berhasil meraih peringkat I untuk kategori SMP Terbuka, sedangkan kategori SMP/MTs Jember berada di peringkat III se-Jatim," kata Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Jember Sri Wahyuniati di Jember.
Menurutnya, DKHUN jenjang SMP/MTs disampaikan ke masing-masing lembaga sekolah dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada Jumat ini dan baru akan diberikan kepada siswa sekolah yang bersangkutan. Namun, biasanya pihak sekolah mengumumkan hasil UN berbarengan dengan kelulusan siswa.

"Biasanya hasil UN tersebut disampaikan kepada siswa dengan cara guru mendatangi rumah siswa dan memberikan surat kepada siswa yang tidak lulus," tutur Sri Wahyuniati sebagaimana dikutip dari Antara.

Berdasarkan data DKHUN yang diterima Jember, UN terbaik jenjang SMP/MTs diraih Kabupaten Magetan dengan nilai 285,97; disusul Kota Probolinggo (261,87), lalu Kabupaten Jember meraih (259,29), diikuti Kota Malang dengan (251,75), dan Kabupaten Nganjuk (249,16).
Sementara itu, untuk siswa SMP peraih nilai 55 atau di bawahnya mencapai 130.152 anak dari total peserta sebanyak 402.187 siswa di Jatim.

"Informasi yang kami peroleh, rata -rata nilai UN di semua daerah turun karena soal UN 2017 memakai materi high order thinking (HOT) terutama bidang mata pelajaran Matematika," tutur Wahyuniati.

Kabupaten Jember menduduki peringkat III setelah Magetan dan Probolinggo, dengan rata-rata mata ujian Bahasa Indonesia dengan nilai 77,82; kemudian Bahasa Inggris (57,81); Matematika (61,76); dan IPA (61,90).

"Tahun lalu UN tingkat SMP/MTs di Kabupaten Jember menduduki peringkat 24 dan alhamdulillah tahun ini melejit ke peringkat III se-Jatim," ujarnya.

Sementara itu, UN untuk SMP Terbuka Jember tahun ini menduduki peringkat I, dengan nilai rata-rata yakni Bahasa Indonesia 72,56, Bahasa Inggris (44,33), Matematika (40,56), dan IPA (44,58).

6. Tirto.id

Otak-atik APBD-P demi Realisasi Janji Anies-Sandi


Siswi menunjukan Kartu Jakarta Pintar usai menerimanya di SMK 56 Pluit, Jakarta, ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna.


23 Mei, 2017

Anies-Sandiaga ingin 100 hari program pemerintahan mereka berjalan lancar. Mereka berharap banyak agar program-program tersebut bisa disisipkan dalam APBD-Perubahan yang Pergubnya diteken oleh Plt Gubernur Djarot Saiful Hidayat.

tirto.id - Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno akan dilantik Oktober nanti. Itu artinya, 100 hari masa pemerintahan mereka akan berjalan pada masa anggaran APBD 2017. Merealisasikan program, dengan menggunakan anggaran yang disusun oleh pesaingnya saat Pilkada tentu bukan hal yang mudah.

Atas dasar itulah Tim Sinkronisasi Anies-Sandiaga ingin memasukkan program-program mereka dalam APBD-Perubahan yang akan diketuk pada pertengahan tahun ini.
Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati kepada Tirto membenarkan adanya sisipan program  Anies -Sandiaga ini. Namun, Tuty enggan memaparkan secara rinci detail hal apa saja yang bisa disisipkan ini.

Dari 23 janji Anies-Sandiaga di masa kampanye, kata dia, janji tersebut diurai menjadi 154 program dan didetailkan lagi menjadi 473 kegiatan. Tuty menjelaskan, dari sekian kegiatan itu kemudian akan disinkronkan apakah program tersebut sudah ada sebelumnya, ataukah benar-benar program baru.

Beberapa program Anies-Sandi yang hampir mirip dengan program Ahok - Djarot adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan KJP Plus.  Soal pembahasan KJP Plus ini sudah dibahas Bappeda, Sekretariat Daerah, dan Tim Sinkronisasi di Balaikota, pada Senin (22/5).

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah membenarkan bahwa bisa saja program KJP Plus masuk dalam APBD-P. "Jangan APBD 2018, APBD perubahan 2017 kan ada masa kepemimpinannya 2,5 bulan dari Oktober, November dan Desember jadi praktis ada 2,5 bulan," paparnya.

"Nanti kan otomatis jadi uangnya bertambah. Kalau uang bertambah nanti kami hitung lagi. Karena ini kan postur APBD harus betul-betul atletis, antara kepala, bahu dan pinggang ini harus benar-benar seimbang," lanjut Saefullah kepada Tirto.

Soal kemungkinan ada anggaran ganda dalam pelaksanaan KJP Plus yang hendak disinkronkan dengan KIP, Saefullah menyatakan hal itu masih akan dibahas lagi. "Ya nanti kami cek. Kalau yg kurang-kurang soal double segala macam, nanti kami atur juknis pelaksanaannya. Juknis di kepala dinas itu cukup sebenarnya," katanya.

Tim Sinkronisasi, Edriana Noerdin usai pertemuan itu menyatakan KJP Plus relevan dengan program pemprov DKI. "Itu sudah oke semua," kata Edriana setelah rapat dengan SKPD dan Bappeda DKI Jakarta di gedung G, Balaikota DKI Jakarta, (22/5). Namun, saat ditanya soal maksud oke itu seperti apa, apakah akan dimasukkan dalam APBD 2018 atau APBD-P 2017, dia enggan menjawab.

Dia hanya menjawab bahwa kesiapan tersebut berkaitan dengan kesamaan antara KJP Plus dengan KJP sebelumnya.  

"Apa sih yang bedakan KJP dengan KJP Plus? Pertama kan penerima manfaatnya. Kalau KJP kan anak-anak di sekolah formal, kalau KJP Plu kan anak-anak yang selama ini juga tidak sekolah, tapi dia usia sekolah. Itu yang harus diselaraskan. Selain itu, penerima manfaat KJP Plus juga boleh dapat bantuan tunai, boleh dicashkan, KJP kan enggak bisa.  itu juga yang harus diselaraskan bagaimana agar bisa diakomodasi," jelas Edriana.

Pada dasarnya, meskipun KJP sebelumnya tidak mengakomodasi anak usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah, namun telah ada program dari Disnaker dan (Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan) KUKMP yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan minat dan bakat. Juga, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah memberikan akses bagi mereka untuk mendapatkan sertifikat kesetaraan melalui ujian Paket A, B, dan C secara gratis.

Mengenai hal ini, Edriana menyatakan itu menjadi bagian dari pembahasan antara tim sinkronisasi dan Pemprov DKI Jakarta. Ini mengingat antara KJP Plus dan program KUKMP merupakan dua bentuk program yang berbeda sehingga mesti diselaraskan satu sama lain.

"Itu kan ada lintas sektor, disamakan program di tempat lain," katanya.

Sebagai salah satu janji kerja unggulan dari pasangan Anies-Sandiaga, KJP Plus memikat pemilih pada Pilkada DKI dengan tawaran pencairan uang bagi penerimanya. Seperti yang telah dikatakan Edriana sebelumnya, sebuah hal yang tidak diberikan oleh KJP.

Mengenai hal itu, Edriana mengaku timnya dan SKPD serta Bappeda DKI dalam rapat yang berlangsung selama tujuh jam hari ini, telah membahas sistem yang mungkin untuk dapat melaksanakan janji tersebut.

Namun, menurutnya, pembahasan itu belum final dan masih berlanjut. Terutama sistem dalam menghindari kecurangan dalam pembagian uang kontan pada penerima program ini. "Ada sistemnya, nanti kami bangun sistemnya," kata Edriana.

Sementara, untuk pendataan penerima dan pembagiannya, Edriana mengaku timnya mempunyai sistem yang berbeda dengan KJP sebelumnya.

"Selama ini yang mengidentifikasi guru sekolah, sekarang bukan guru lagi. Dari RT, RW, kelurahan, itu ada multilayers yang beri verifikasi. Kalau dia beri verifikasi, diartikan memang itu sasaran yang tepat. Selama ini guru sekolah yang beri rekomendasi ke RT/RW, sekarang dibalik, dari RT/RW memberi rekomendasi ke sekolah atau lembaga pendidikan lainnya," jelasnya.

Sistem yang semacam ini, menurut Edriana lebih efektif untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas. Sebab, menurutnya, RT/RW langsung bersentuhan dengan masyarakat dan telah mengerti kondisi warganya.

Ia menolak bila RT/RW disebut rawan tindak kolusi dalam melaksanakan KJP Plus ini. "Memang guru ada yang jamin enggak kolusi? Kan enggak ada yang jamin juga. Sama aja. Tapi lebih banyak, maksud saya dia kolusi dengan RT, masa dia kolusi sama RW, terus dengan kelurahan, kan enggak mungkin juga. Jadi, kontrolnya lebih banyak," katanya.

Program ini pun, seperti janji Anies dalam kampanye Pilkada DKI Jakarta, disebut akan menyelaraskan dengan Kartu Indonesia Pintar yang dijalankan oleh pemerintah pusat. Hal ini, pun tidak dibantah oleh Edriana. "Justru ini mengikuti KIP," katanya.

Edriana menyebut program ini tidak akan memunculkan anggaran ganda karena yang diselaraskan hanya sistemnya, bukan anggarannya.

"Itu yang akan dihindari double budget. Jadi kami tidak akan melakukan double budget.  Jadi sistemnya yang diselaraskan, tapi anggarannya dia tidak boleh dapat anggaran double," katanya. Keselarasan tersebut, menurutnya, seperti halnya pada pemberian uang kontan bagi penerima KJP Plus, seperti halnya yang dilakukan oleh KIP.

7. JawaPos.com

Latihan Berwirausaha dengan Ecopreneur

SELASA, 30 MAY 2017 18:35 | EDITOR : SURYO EKO PRASETYO

BEKAL KETERAMPILAN: Dari kanan, Vero, Christa, Yohana, dan Patrice dari kelas VIIIA mengikuti cooking class Senin (29/5) di SMP Santa Maria II Sidoarjo. (Firma Zuhdi Al Fauzi/Jawa Pos/JawaPos.com)

JawaPos.com- AROMA wangi masakan tercium ketika masuk ke lingkungan SMP Santa Maria II Sidoarjo Senin (29/5). Ternyata, puluhan siswa mengikuti cooking class. Beragam minuman dan makanan dibuat. Mulai makanan berat hingga kue.

”Kelompok kami membuat terang bulan, pancake, dan angsle sebagai minumannya,” ujar Pramatya Bagus Hendarto. Siswa kelas VIIIB itu mengaku tak kesulitan saat memasak. Dia sudah menguasai resepnya. Kelompok dari kelas lain pun tak mau kalah. Ada yang membuat sandwich, klepon, onde-onde, kue sus, lemper, dan milkshake.

Selain membuat aneka makanan dan minuman, siswa diharuskan menjualnya. Beragam strategi pemasaran pun dijalankan. Ada yang menghias makanan agar menarik perhatian. Misalnya, membuat tumpeng hingga membentuk lapangan bola. Ada pula tumpeng dengan bentuk rangkaian listrik, mobil, dan boneka.

Strategi lainnya, siswa berdandan unik untuk menarik perhatian pembeli. Misalnya, mengenakan pakaian dan topi-topi kerucut serta menjajakan makanan dengan suara keras dan berirama. ”Yang beli guru dan siswa dari kelas lain,” imbuh remaja yang menjabat ketua OSIS tersebut.

Waka Kesiswaan SMP Santa Maria II Martinus Marsudi menjelaskan, cooking class sebagai pembelajaran entrepreneurship menjadi bagian dari program sekolah yang bernama ecopreneur. ’’Kami juga memiliki kegiatan lain dengan tema kepedulian terhadap alam,’’ katanya. Di antaranya, menggelar penanaman bersama, bersih-bersih sampah secara rutin, dan memelihara pohon.

”Seminggu sekali ada kelas memasak. Beda kelas, beda pula yang diajarkan,” lanjut Marsudi. Dengan begitu, siswa memiliki bekal di rumah maupun ketika sudah lulus. Mereka bisa menggunakan kemampuan tersebut untuk modal berwirausaha atau untuk memakannya sendiri.

Marsudi menambahkan, awalnya, kelas memasak diadakan karena keprihatinan guru. Banyak siswa yang tidak bisa memasak. ”Paling hanya bisa membuat mi dan telur dadar,” ucapnya. Nah, dia tak ingin hal tersebut menimpa muridnya. Karena itu, mereka diajari memasak sejak dini. (uzi/c18/ai)

8. JawaPos.com


SMP Ciputra Ranking II Festival Film Internasional Berkat Peran Total

JUMAT, 02 JUN 2017 16:03 | EDITOR : SURYO EKO PRASETYO

TOTAL: Dari kiri, Christy, Dara, Tevya. Dari kiri bersimpuh Keyla, Fira, Ela, dan Edgar. Mereka menunjukkan cara pembuatan film karya mereka berjudul Fall. Karya itu mendapat ranking II. (Arya Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)

JawaPos.com- Prestasi membanggakan diraih 14 siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra. Mereka berhasil meraih juara II dalam kompetisi Shakespeare Film Festival di Praha, Republik Ceko.

Kaget. Kata itulah yang menghinggapi 14 pemain dan kru ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra saat pemenang Shakespeare Film Festival diumumkan pada 19 Mei lalu. Maklum, dalam rilis pengumuman tersebut, film mereka, Fall, berhasil menjadi juara II kategori Junior High School.

Director film Fall Christy Lorentz mengungkapkan, seluruh anggota tim cukup senang bisa mendapat juara dalam kompetisi itu. Mereka harus bersaing dengan sekitar 52 sekolah dari 22 negara. Karya film yang dilombakan mencapai 328 film. ”Pencapaian ini merupakan hal yang luar biasa. Sebab, ini merupakan kompetisi film internasional pertama yang kami ikuti,” jelas siswa kelas IX-A itu

Dalam kompetisi film pendek online tersebut, seluruh peserta diharuskan membuat karya yang memiliki hubungan dengan sastrawan besar Inggris William Shakespeare. Entah melalui drama yang ditulisnya, puisi, dan karya lain. Fiksi maupun nonfiksi.

Di antara ratusan karya penulis besar yang lahir pada 1564 itu, tim ekstrakurikuler Film Production SMP Ciputra memilih Macbeth. Karya tersebut dipilih lantaran memiliki karakter kuat yang menggambarkan identitas Shakespeare. Yakni, berhubungan dengan tragedi

Meski mengadaptasi karya Shakespeare, tim SMP Ciputra melakukan beberapa perombakan pada alur film. Christy mencontohkan peran ratu sihir. Dalam naskah asli, dia hanya berperan sebagai peramal yang menentukan Macbeth sebagai penguasa. Tokoh penyihir hanya muncul sekali dalam drama tersebut.

Pada film Fall, peran penyihir dibuat lebih besar. Di antaranya, dengan menghasut Macbeth untuk membunuh Raja Duncan. ”Padahal, dalam karya aslinya, yang membujuk membunuh sang raja adalah istrinya sendiri,” tuturnya.

Inti pembalikan karakter dan pemberian porsi lebih besar pada karakter cameo itu bertujuan untuk mengubah mindset bahwa semua orang memiliki pengaruh. Dengan perannya, mereka dapat mewarnai sebuah drama.

Dia mengungkapkan, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk menciptakan film pendek berdurasi 5,96 menit itu. Pembuatan Fall dimulai Desember 2015. Proses tersebut dihitung dari penciptaan konsep hingga proses produksi film.

Proses produksi memakan waktu seminggu penuh. Mulai pengambilan gambar hingga proses editing. Semua proses tersebut membutuhkan kerja ekstra. Sebab, dalam kompetisi itu, seluruh proses produksi harus hasil kerja siswa. ”Kami bersyukur proses ini bisa kami lalui dengan lancar,” terangnya.

Setting lokasi, lanjut dia, menjadi salah satu komponen yang cukup sulit. Maklum, Fall menggunakan setting lokasi abad ke-17.

Ada tiga lokasi yang dipilih. Pada alur pertama, tim memilih bukit ular. Di lokasi tersebut tidak ada bangunan modern dan tumbuh banyak ilalang. Lokasi lainnya di sudut sekolah dan rumah salah seorang teman yang bergaya vintage. ”Saat setting di dalam rumah, kami memilih ranjang kayu dengan beberapa ukiran,” jelas editor dan kamerawan film Edgar Chaney Wangsadirja, siswa kelas IX-B.

Guru pembimbing proyek film Melinda Fletcher mengungkapkan rasa puasnya pada aktivitas seluruh siswa. Sikap pantang menyerah seluruh kru membuat film itu terasa istimewa. ”Mereka telah bekerja keras,” ujarnya. (elo/c6/nda)

9. JawaPos.com

Taman Baca Masyarakat Baru, Di Kemayoran Tersedia 800 Buku

KAMIS, 01 JUN 2017 18:29 | EDITOR : SURYO EKO PRASETYO

ANTUSIAS: Kak Haris dan Ayis memeriahkan pembukaan Taman Baca Masyarakat Kemayoran. (Arya Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)

JawaPos.com- nak-anak RW 5, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, mendapat ladang ilmu baru. Rabu (31/5) sebuah taman baca masyarakat (TBM) resmi dibuka. Ada 800 koleksi buku di dalamnya.

Anak-anak yang belajar di PAUD Pelita Hati Bunda sejak pagi memadati TBM tersebut. Mereka antusias mendengarkan dongeng dari badut. Ada pula anak-anak TK hingga SD sekitar yang datang beramai-ramai. Suasana TBM berukuran 3 x 4 meter itu semarak.

Bukan hanya anak-anak yang tak sabar untuk segera meramaikan TBM. Kaum ibu juga menyambut antusias kehadiran TBM yang satu lokasi dengan broadband learning center (BLC) itu. ”Yang tua bisa berlatih komputer, anaknya di TBM,” ujar Tri Trisna, salah seorang warga.

Yudo Nugroho, pengurus TBM Kecamatan Krembangan, menyatakan bahwa TBM tersebut merupakan yang ke-9. Sebelumnya, ada delapan TBM yang tersebar di beberapa kelurahan di Kecamatan Krembangan. ”Kalau yang sudah jalan, koleksinya rata-rata sekitar seribu buku,” ungkapnya. Buku yang tersedia, lanjut dia, mulai buku anak-anak, sastra remaja, buku keterampilan, hingga buku kerajinan.

Sementara itu, Camat Krembangan Yudhi Kartika berharap TBM tersebut bisa dimanfaatkan warga. ”Kondisi sosial warga di kawasan ini memang tidak semaju daerah di pusat kota,” katanya. TBM dan BLC yang disediakan bagi warga RW 5 itu diharapkan mendongkrak budaya membaca dan memajukan pengetahuan warga. (kik/c6/nda)

10. JawaPos.com

SMAN Taruna Nala Diresmikan 4 Juni Nanti

RABU, 31 MAY 2017 18:33 | EDITOR : SURYO EKO PRASETYO

Ilustrasi (www.smantarunajatim.sch.id)

JawaPos.com- awa Timur akan memiliki SMAN baru. Yakni, SMAN Taruna Nala. Jika tidak ada aral melintang, SMA di Kedungkandang, Kota Malang, itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Juni.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan, animo siswa untuk mendaftar di SMAN Taruna Nala cukup besar. Kuota awal untuk sekolah tersebut adalah 158 kursi. Lantaran banyak peminat, kapasitasnya ditambah menjadi 180 kursi. ’’Pendaftarnya mencapai 582 siswa,’’ katanya.

Karena itu, jumlah rombongan belajar yang semula hanya akan diisi 26–28 siswa ditambah menjadi 30 siswa. Saiful mengatakan, meski jumlah rombel ditambah, masih dalam standar yang ditentukan Kemendikbud.

Di sisi lain, meski SMAN Taruna Nala belum diresmikan, di sekolah tersebut saat ini sudah ada siswa kelas XI dan XII. Mereka adalah siswa berstatus mutasi dari sekolah awal, SMAN 10 Malang. ’’Siswa kelas XI dan XII sudah melalui proses khusus di bawah pembinaan TNI-AL. Dan mereka cukup antusias dengan itu,’’ katanya.

SMAN Taruna Nala, tampaknya, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Jawa Timur. Sebab, selain bakal diresmikan Joko Widodo, siswa yang diterima dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) dikukuhkan gubernur Jatim.

Prosesi tersebut dilaksanakan pada 4 Juni. Terkait hal itu, mantan kepala Badan Diklat Jatim tersebut mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak TNI-AL. Rapat koordinasi sudah dilakukan dengan protokoler.

Karena itu, pengumuman hasil seleksi para peserta didik baru juga akan dipercepat. Yang semula diumumkan 6 Juni dimajukan menjadi 2 Juni. Mengenai hal itu, Saiful meminta wali murid agar ikut mencermati pengumuman yang dilakukan secara online tersebut.

Saiful menjelaskan, SMAN Taruna Nala merupakan pengembangan dari SMAN 10 Malang. Pendidikan di SMAN Taruna Nala akan menggunakan program sesuai standar militer. Kurikulumnya menggunakan Kurikulum 2013 serta pengembangan kurikulum bela negara dan kemaritiman. ’’Harapannya, lulusan SMAN Taruna Nala bisa lebih siap masuk ke akademi dan sejenisnya. Tapi, kalau mau ke perguruan tinggi juga tidak masalah,’’ jelasnya. (puj/c15/nda)